Best Manufacturing Practices

Posted by : Excellence Manufacturing Practices Thursday, 24 April 2014


New Behavior Generator

Teknik membentuk perilaku baru merupakan salah satu teknik yang memanipulasi submodalities untuk menciptakan perlaku baru yang diinginkan. Ini adalah teknik NLP yang menggunakan citra mental atau latihan untuk mendapatkan hasil jangka panjang. 

Tujuan dari pada teknik ini adalah memungkinkan diri Anda untuk membentuk ‘PERILAKU BARU’ dengan menerapkannya dalam pikiran (mind) sehingga mengaktifkan semua sumber daya yang Anda miliki di system saraf (neurological resources). Beroperasi mempergunakan strategi T.O.T.E dan secara alamiah akan meningkatkan kinerja seseorang setelah melakukan latihan ini berkali-kali.

Kadang kita sering berpikir pesimis dan itu membuat otak kita beroperasi pada daya minimum sehingga membuat diri kita tidak produktif.

Menciptakan dan menjaga kebiasaan baik membutuhkan perilaku dan respon yang disiplin, terus menerus berfikir positif dan optimis, dan itu dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapainya

Menghasilkan prilaku baru yang baik merupakan bentuk peta mental kompetensi tidak sadar untuk keterampilan. Ini mengatur kita sehingga kita dapat mengembangkan keterampilan lebih mudah. Kita mendirikan struktur mental bagi sistem saraf kita untuk mengikuti. Kita perlu berlatih dan menyempurnakannya untuk menjadi benar-benar mendapatkan terampil pada kompetensi yang kita miliki.

Kita tidak harus belajar semuanya dari awal. Leverage atau mengungkit adalah tentang cara belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Anda bisa melakukannya dengan cara ATP (Amati Tiru Persis) dan kemudian ATM (Amati Tiru Modifikasi). Kita memiliki banyak referensi dan perilaku sudah sadar bahwa kita dapat mengatur dan mengurutkan agar bisa menjadi keterampilan baru. Orang belajar melalui observasi, praktek dan perbaikan. Kita bisa menciptakan strategi untuk mencapai hal-hal baik.

Strategi ini didasarkan pada sistim keyakinan yang kita miliki:
·       Orang belajar perilaku baru dengan menciptakan peta mental baru dalam otak mereka.
·       Semakin lengkap Anda membuat peta mental Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan mencapai perilaku baru yang Anda inginkan.
·       Fokus pada tujuan Anda adalah cara tercepat untuk mencapai perilaku baru.
·       Setiap orang memiliki sumber daya mental yang mereka butuhkan untuk mencapai perilaku baru.
·       Sukses adalah fungsi dari mengakses dan mengatur apa yang sudah ada.

Sebelum Anda membatu klien ada baiknya Anda memulai 7 langkah berikut:
(1)  Bangunlah rapport dan lakukan kalibrasi dengan baik.
(2)  Nyatakan intensi atau tujuan Anda kepada klien bahwa Anda ingin membantunya.
(3)  Mintalah ijin dan bangun keyakinan klien serta dapatkan kepercayaan dari klien bahwa Anda akan berhasil bila klien juga bisa diajak bekerja sama dengan baik.
(4)  Buatlah kesepakatan dengan klien bahwa proses ini bisa berlangsung beberapa tahap. Tidak harus selesai dalam satu sesi. Sampaikan kepada klien bahwa dirinya boleh saja mengakhiri kapan pun dan juga Anda sampaikan kepada klien bahwa proses ini tidak lebih dari 45 menit. Bila lebih maka akan dilanjutkan kepada sesi berikutnya.
(5)  Mintalah klien untuk menyatakan outcome atau keinginan dengan jelas untuk menghindari kesalah pahaman atau salah langkah dalam proses kerja sama tersebut.
(6)  Tanyakanlah manfaat apa yang akan diperoleh bila klien mencapai apa yang diinginkannya itu? Siapa saja yang akan beroleh keuntungan tersebut?
(7)  Bila klien memulai dengan hal-hal yang tidak diinginkannya, maka tugas Anda adalah membongkarnya sehingga klien benar-benar menemukan apa yang sebenarnya diinginkan.

Sepuluh langkah membentuk PERILAKU BARU:
Contoh untuk kasus pada seseorang yang takut menatap kawan bicara atau saat berkomunikasi.

1)    Mintalah klien untuk melihat ke kiri bawah [1= Ad = Auditory Digital = self talk]. Posisinya Klien benar-benar berASOSIASI dengan dirinya.
“Jika saya telah berhasil dan mampu memiliki perilaku baru maka saya akan terlihat percaya diri”.

2)    Tahap ini adalah tahap DISASOSIASI. Mintalah klien untuk mengerakan bola mata ke kanan atas [2 = Visual Construction = melihat rinci urutan proses]. Sekarang mintalah klien untuk melihat dirinya sendiri ketika sedang berbicara dengan seseorang. Amati submodalities nya:
(a)   Ukuran dan warna dari gambar saat perbincangan tersebut.
(b)  Bagaimana ekspresi wajahnya?
(c)   Bagaimana efek yang terjadi pada orang yang sedang Anda ajak berbincang?
***Berapa nilainya untuk skala 1 s/d 10***

3)    Sekarang tempatkan klien pada posisi berASOSIASI dengan dirinya. Mintalah klien untuk menggerakkan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] untuk menghayati perasaan yang terjadi pada gambar langkah #2. Amati submodilities nya ***Berapa nilainya untuk skala 1 s/d 10***

4)    Tingkatkan perasaan dan keyakinan diri klien dengan mengajaknya menelusuri masa lampau atau kenangan baik yang dimilikinya, mengingat sebuah keadaan yang berdaya dan penuh percaya diri. Kemudian mintalah klien untuk mengerakan bola matanya kea rah kiri atas [X = Visual Remember = mengingat-ingat]. Evaluasilah dengan submodalities.

5)    Sekarang mintalah klien untuk mengerakan bola mata ke kanan atas [2 = Visual Construction] dengan gambar dan sumber daya baru yang telah klien dapatkan pada langkah #4. Intesifkan dan kuatkan ukuran gambarnya, warnanya, efek dan tampilannya. Analisalah dengan submodilities.

6)    Mintalah klien untuk mengerakkan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] dengan masuk ke dalam gambar baru. Dan analisa perasaan dalam gambar baru tersebut dengan submodalities.

7)    Amati perubahan fisiologinya ketika klien memasuki langkah #6. Lakukan kalibrasi. Periksalah sekali lagi dengan memintanya mengerakan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] dan amati fisiologinya. Perhatikan dengan Model strategi T.O.T.E (Test, Operate, Test, Exit).

8)    Meskipun klien sudah menyatakan nilai submodalitiesnya adalah 8 atau 9, mintalah klien untuk mengulanginya lagi. Semakin banyak berlatih akan menjadikan otak dan saraf otak klien terintegrasikan dan memanifestasikan semua itu ke dalam kinerja yang dirasanya sebagai kenyataan yang dialaminya.

9)    Uji dan future pace. Sampaikan pertanyaan:
(a)   Bagaimana nantinya PERILAKU BARU tersebut akan dipergunakan?
(b)  Bagaimana dampaknya bagi klien dengan prilaku tersebut saat dirinya berkomunikasi?
(c)   Apa yang membedakan dirinya sekarang dengan yang sebelumnya?
(d)  Apakah sekarang jauh lebih nyaman dan menjadikan dirinya lebih berdaya?
Katakan padanya dan berikan sugesti: bahwa dirinya pantas untuk percaya diri dan dipercaya. Dengan lebih percaya diri, maka orang lain akan menjadi lebih percaya untuk memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada dirinya.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -