- Back to Home »
- Behavior Flexibility , Change , Empat Pilar NLP , New Behavior Generator , NLP Neuro-linguistic programming , NLP Practitioner , Strategy »
- 033: Mengubah Prilaku 'NEW Behavior Generator'
Posted by : Excellence Manufacturing Practices
Thursday, 24 April 2014
New Behavior
Generator
Teknik membentuk perilaku baru
merupakan salah satu teknik yang memanipulasi submodalities untuk menciptakan
perlaku baru yang diinginkan. Ini adalah teknik NLP yang menggunakan citra
mental atau latihan untuk mendapatkan hasil jangka panjang.
Tujuan dari pada teknik ini
adalah memungkinkan diri Anda untuk membentuk ‘PERILAKU BARU’ dengan
menerapkannya dalam pikiran (mind) sehingga mengaktifkan semua sumber daya yang
Anda miliki di system saraf (neurological resources). Beroperasi mempergunakan
strategi T.O.T.E dan secara alamiah akan meningkatkan kinerja seseorang setelah
melakukan latihan ini berkali-kali.
Kadang kita sering berpikir pesimis
dan itu membuat otak kita beroperasi pada daya minimum sehingga membuat diri
kita tidak produktif.
Menciptakan dan menjaga kebiasaan
baik membutuhkan perilaku dan respon yang disiplin, terus menerus berfikir
positif dan optimis, dan itu dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapainya
Menghasilkan prilaku baru yang baik merupakan bentuk peta mental
kompetensi tidak sadar untuk keterampilan. Ini mengatur kita sehingga kita
dapat mengembangkan keterampilan lebih mudah. Kita mendirikan struktur mental
bagi sistem saraf kita untuk mengikuti. Kita perlu berlatih dan menyempurnakannya
untuk menjadi benar-benar mendapatkan terampil pada kompetensi yang kita miliki.
Kita tidak harus belajar semuanya
dari awal. Leverage atau mengungkit adalah
tentang cara belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Anda bisa
melakukannya dengan cara ATP (Amati Tiru Persis) dan kemudian ATM (Amati Tiru
Modifikasi). Kita memiliki banyak referensi dan perilaku sudah sadar bahwa kita
dapat mengatur dan mengurutkan agar bisa menjadi keterampilan baru. Orang
belajar melalui observasi, praktek dan perbaikan. Kita bisa menciptakan
strategi untuk mencapai hal-hal baik.
Strategi ini didasarkan pada sistim
keyakinan yang kita miliki:
·
Orang belajar perilaku baru
dengan menciptakan peta mental baru dalam otak mereka.
·
Semakin lengkap Anda membuat peta
mental Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan mencapai perilaku baru yang
Anda inginkan.
·
Fokus pada tujuan Anda adalah
cara tercepat untuk mencapai perilaku baru.
·
Setiap orang memiliki sumber daya
mental yang mereka butuhkan untuk mencapai perilaku baru.
·
Sukses adalah fungsi dari
mengakses dan mengatur apa yang sudah ada.
Sebelum Anda membatu klien ada
baiknya Anda memulai 7 langkah berikut:
(1) Bangunlah rapport dan lakukan kalibrasi dengan baik.
(2) Nyatakan intensi atau tujuan Anda kepada klien bahwa Anda ingin
membantunya.
(3) Mintalah ijin dan bangun keyakinan klien serta dapatkan
kepercayaan dari klien bahwa Anda akan berhasil bila klien juga bisa diajak
bekerja sama dengan baik.
(4) Buatlah kesepakatan dengan klien bahwa proses ini bisa berlangsung
beberapa tahap. Tidak harus selesai dalam satu sesi. Sampaikan kepada klien
bahwa dirinya boleh saja mengakhiri kapan pun dan juga Anda sampaikan kepada
klien bahwa proses ini tidak lebih dari 45 menit. Bila lebih maka akan
dilanjutkan kepada sesi berikutnya.
(5) Mintalah klien untuk menyatakan outcome atau keinginan dengan
jelas untuk menghindari kesalah pahaman atau salah langkah dalam proses kerja
sama tersebut.
(6) Tanyakanlah manfaat apa yang akan diperoleh bila klien mencapai
apa yang diinginkannya itu? Siapa saja yang akan beroleh keuntungan tersebut?
(7) Bila klien memulai dengan hal-hal yang tidak diinginkannya, maka
tugas Anda adalah membongkarnya sehingga klien benar-benar menemukan apa yang
sebenarnya diinginkan.
Sepuluh langkah membentuk
PERILAKU BARU:
Contoh untuk
kasus pada seseorang yang takut menatap kawan bicara atau saat berkomunikasi.
1) Mintalah klien untuk melihat ke kiri bawah [1= Ad = Auditory Digital = self talk]. Posisinya Klien benar-benar berASOSIASI
dengan dirinya.
“Jika saya telah berhasil dan mampu memiliki
perilaku baru maka saya akan terlihat percaya diri”.
2) Tahap ini adalah tahap DISASOSIASI. Mintalah klien untuk
mengerakan bola mata ke kanan atas [2 = Visual Construction = melihat rinci
urutan proses]. Sekarang mintalah klien untuk melihat dirinya sendiri ketika
sedang berbicara dengan seseorang. Amati submodalities nya:
(a) Ukuran dan warna dari gambar saat perbincangan tersebut.
(b) Bagaimana ekspresi wajahnya?
(c) Bagaimana efek yang terjadi pada orang yang sedang Anda ajak
berbincang?
***Berapa nilainya untuk skala 1 s/d 10***
3)
Sekarang tempatkan klien pada
posisi berASOSIASI dengan dirinya. Mintalah klien untuk menggerakkan bola mata
ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] untuk menghayati perasaan yang
terjadi pada gambar langkah #2. Amati submodilities nya ***Berapa nilainya untuk skala 1 s/d 10***
4) Tingkatkan perasaan dan keyakinan diri klien dengan mengajaknya
menelusuri masa lampau atau kenangan baik yang dimilikinya, mengingat sebuah
keadaan yang berdaya dan penuh percaya diri. Kemudian mintalah klien untuk
mengerakan bola matanya kea rah kiri atas [X = Visual Remember =
mengingat-ingat]. Evaluasilah dengan submodalities.
5) Sekarang mintalah klien untuk mengerakan bola mata ke kanan atas
[2 = Visual Construction] dengan gambar dan sumber daya baru yang telah klien
dapatkan pada langkah #4. Intesifkan dan kuatkan ukuran gambarnya, warnanya,
efek dan tampilannya. Analisalah dengan submodilities.
6) Mintalah klien untuk mengerakkan bola mata ke kanan bawah [3 =
Kinesthetic = merasakan] dengan masuk ke dalam gambar baru. Dan analisa
perasaan dalam gambar baru tersebut dengan submodalities.
7) Amati perubahan fisiologinya ketika klien memasuki langkah #6.
Lakukan kalibrasi. Periksalah sekali lagi dengan memintanya mengerakan bola
mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] dan amati fisiologinya.
Perhatikan dengan Model strategi T.O.T.E (Test, Operate, Test, Exit).
8) Meskipun klien sudah menyatakan nilai submodalitiesnya adalah 8
atau 9, mintalah klien untuk mengulanginya lagi. Semakin banyak berlatih akan
menjadikan otak dan saraf otak klien terintegrasikan dan memanifestasikan semua
itu ke dalam kinerja yang dirasanya sebagai kenyataan yang dialaminya.
9) Uji dan future pace. Sampaikan pertanyaan:
(a) Bagaimana nantinya PERILAKU BARU tersebut akan dipergunakan?
(b) Bagaimana dampaknya bagi klien dengan prilaku tersebut saat
dirinya berkomunikasi?
(c) Apa yang membedakan dirinya sekarang dengan yang sebelumnya?
(d) Apakah sekarang jauh lebih nyaman dan menjadikan dirinya lebih
berdaya?
Katakan
padanya dan berikan sugesti: bahwa dirinya pantas untuk percaya diri dan
dipercaya. Dengan lebih percaya diri, maka orang lain akan menjadi lebih
percaya untuk memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada dirinya.