- Back to Home »
- Empat Pilar NLP , NLP Neuro-linguistic programming , NLP Practitioner , Strategy , TOTE »
- 031A: STRATEGI "Resep Pembuka" (1/4)
Posted by : Excellence Manufacturing Practices
Tuesday, 22 April 2014
Strategies (Bagian #1 dari 4)
Semua orang, ketika melakukan suatu kegiatan dan pada hampir
seluruh kegiatan menerapkan rangkaian strategi internal dan juga eksternal yang
mewakili sistim representasinya. Dalam NLP strategi adalah seri dan urutan
representasi internal dan eksternal yang secara konsisten memproduksi untuk
mencapai hasil yang sama secara spesifik. Dan strategi dapat direkayasa
berdasarkan model yang telah ada atau merupakan pengembangan dari model-model
lainnya. Ketika mereka melakukan suatu hal yang melibatkan strategi mental,
maka banyak sekali internal preference atau perasaan pribadi mereka secara
internal ‘suka atau tidak suka’ yang terjadi secara unconscious atau
dilakukannya secara tidak sadar, refleks.
Dalam istilah sederhana strategi merupakan urutan langkah-langkah,
seperti sebuah resep, yang bila Anda kerjakan maka secara otomatis mencapai
hasil tertentu. Saya ingin mengundang Anda untuk membayangkan sejenak bahwa
Anda akan memanggang kue - Anda akan perlu untuk mengikuti resep untuk membuat
kue, kan? Resep akan dipecah menjadi beberapa langkah seperti:
• Mengumpulkan bahan dan menimbangnya
• Memanaskan oven sampai suhu yang diperlukan
• Mencampurkan bahan dengan berat dan cara tertentu
• Memanggang dalam oven selama jangka waktu tertentu
• Kemudian mengeluarkan kue yang dipanggang tersebut dari oven dan
biarkan dingin
• Menghias kue dengan dekorasi tertentu.
Jika Anda melewatkan salah satu langkah atau mengubah urutan
langkah-langkahnya, Anda tidak akan mendapatkan hasil kue yang diinginkan, kan?
Dan meskipun Anda mungkin tidak menyadarinya, setiap orang memiliki
resep atau strategi untuk setiap jenis perilaku, termasuk:
Relaxation (relaksasi) Forgetting
(melupakan) Creativity
(kreativitas)
Love (cinta) Learning
(belajar) Fun
(suka cita)
Attraction (memikat) Confidence
(percaya diri) Reassurance
(menjamin)
Confusion (bingung) Remembering
(mengingat) Disease (sakit)
Decisions (memutuskan) Happiness
(bahagia) Boredom
(bosan)
Getting up (bangkit) Sales
(menjual) Going out
(jalan-jalan)
Understanding (memahami) Sports
(olah raga) Getting
dressed (berpakaian)
Motivation (motivasi) Depression
(depresi) Speaking
(berbicara)
Health (sehat) Wealth
(makmur) Eating
(makan)
Shy (rasa malu) Evaluation
(evaluasi) Procastination
(menunda)
Proverty (kemiskinan) dll…
Ketika Anda masih bayi Anda bahkan tidak tahu apa itu kata-kata,
apalagi cara berbicara atau membaca. Kemampuan yang tertanam dan menyatu dalam
diri Anda ketika masih bayi adalah menangis untuk membiarkan dunia tahu kapan
Anda tidak bahagia atau bagaimana keinginan Anda dapat terpenuhi. Udara dari
paru-paru melewati pita suara sehingga suara yang dirancang oleh alam untuk
mendapatkan perhatian langsung dari orang tua Anda. Dalam banyak cara strategi Anda
yang pertama adalah menangis sampai perhatian diterima dan kebutuhan Anda terpenuhi,
itu adalah bibit strategi dalam berkomunikasi yang Anda miliki saat bayi.
Secara bertahap Anda menjadi lebih sadar atas lingkungan Anda dan
orang lain. Anda mulai mendengarkan suara orang lain, memperhatikan bentuk dan
gerakan mulutnya.
Anda mulai berlatih membuat suara dengan banyak variasi dari mulut
Anda, mengembangkan strategi untuk menggunakan konfigurasi tertentu: bibir,
gigi dan lidah untuk membuat suara tertentu.
Anda belajar bagaimana Anda bisa mempergunakan teknik pernapasan
yang bervariasi dan mengubah aspek lain dari suara yang Anda untuk membuat suara
yang nyaring, kecepatan berbicara dan ritmenya. Kemudian belajar kosa kata,
tata kalimat, bercakap-cakap dan akhirnya Anda mampu berkomunikasi dengan baik
dan semakin menjadi lebih baik bersama bertambahnya umur Anda.
Perilaku kita, tanpa kecuali, dikendalikan oleh strategi proses
internal. Setiap orang dari kita, misalnya, memiliki seperangkat strategi unik
untuk memotivasi diri kita agar bangkit dari tempat tidur di pagi hari. Ada
yang mempergunakan alarm jam, ada yang minta dibangunin, ada yang bisa bangun
sendiri dan bisa jadi merupakan campuran dari ketiga tindakan tersebut.
Saya contohkan percakapan saya dengan sahabat saya, Yayan, tentang
bagaimana strategi bangun paginya. Karena saya menganggap bahwa bila saya tahu
salah satu strategi seseorang maka saya akan dengan mudah memahami strategi
berfikirnya untuk hal-hal yang sama seperti rutinitas yang dilakukan sahabat
saya ini.
W: Semangat pagi,
mas Yayan.
Y: Semangat
pagi, pak Wang.
W: Mas Yan. Boleh
saya tahu bagaimana Mas Yan bisa bangun pagi atau ceritakan kepada
saya tentang bagaimana Mas Yan bagun pagi?
Strategi apa yang mas Yan gunakan dan
bagaimana mas Yan memutuskan untuk bertindak
bangun pagi?
Y: Bagaimana
saya bangun pagi? Hehehe… saya gunakan alarm, pak Wang. Saya pasang
alarm jam 05:30. Jika alarm itu bunyi, saya
bangun, pak W. Alarm itu saya simpan di
HaPe saya, dan biasanya saya letakan jauh
dari jangkauan saya sehingga saya perlu
bangun untuk mematikan alarm tersebut. Kalau
tidak… wah.. biasanya nih.. saya matikan
dan saya tidur lagi. Akhirnya… bisa kesiangan
saya, pak Wang.
W: Okey, jadi
strategi mas Yan adalah menggunakan Ae
atau Auditory Eksternal untuk
membangunkan mas Yan, tetapi sebelumnya mas
Yan melakukan Ki atau Kinestetik Internal untuk menghidupkan
alarm. Okey, mas Yan. Kemudian mas Yan berjalan Ki atau Kinestetik Internal. Bolehkah
saya simpulkan: Ke à Ae à Ki ?
Y: Benar, pak
Wang.
W: Good. Lanjut
ya, mas Yan. Adakah alternatif lain yang mas Yan pergunakan sebagai
penganti bila HaPe mas Yan rusak atau lupa
pasang alarm? Bagaimana cara mas Yan membuat dan menentukan alternatif
tersebut?
Y: Iya, pak Wang. Pernah saya lupa
mengaktifkan alarm. Tapi biasanya saya bilang sama istri juga sebelum tidur,
besok pagi saya perlu bangun jam berapa.
W: Jadi selain mas
Yan aktifkan alarm mas Yan juga meminta istri untuk membangunkan
bila mas Yan masih tertidur setelah pukul
05:30, berarti itu Ae atau
Auditory Ekternal, ya
.. mas Yan? Ada cara lain, mas Yan?
Y: Saya juga menggunakan Ai, pak. Sebelum saya doa tidur, biasanya saya katakana kepada diri
saya besok mau bangun jam berapa, meski berat karena saya harus mengalahkan
ngantuk saya, biasanya perang dulu antara malas saya dengan kemauan bangun. Dan
kemauan bangun jelas menjadi pemenangnya, pak.
W: Okey, jadi strategi lain yang mas
Yan miliki adalah berbicara dengan diri sendiri atau berpesan agar besok pagi
bangun pukul 05:30. Saya juga sering melakukan hal ini, mempergunakan alarm
alamiah. Jadi kalau boleh saya catat, mas Yan mempergunakan strategi Ki atau Kinestetik Internal saat pesan bagun pagi dan Ki saat perang bangun pagi.
Jadi menurut mas Yan mana yang lebih efektif
dan bagaimana mas Yan mengevaluasi opsi-opsi tersebut?
***Saat menjawab pertanyaan
tersebut mata Yan bergerak dari tengah ke kiri atas (mengingat-ingat kejadian,
Visual Remember = Vr),
dan mata ke kiri datar (mencari informasi auditory = Auditory = A), kemudian kiri bawah (berbicara
dengan diri sendiri = Self talk = Auditory Digital = Ad)***Eye Accessing Cue***
Y: Saya merasa yang paling efektif
sebenarnya adalah memesan bangun pagi kepada diri sendiri sebelum tidur
dibanding alarm.
W: Okey, jadi mas Yan lebih nyaman
sebenarnya dengan berbicara kepada diri sendiri? Boleh tahu ada alasan tertentu
mengapa mas Yan mengevaluasi bahwa alarm HaPe kurang efektif dibanding memesan
bangun pagi kepada diri sendiri?
Y: Istri dan anak saya marah-marah
karena ke bisingan alarm, apa lagi bila saya lambat mematikannya, pak.
W: Okey, saya memahaminya, mas Yan.
Saya coba menyimpulkan
strategi mas Yan bangun pagi adalah menghidupkan alarm, tapi juga berpesan
kepada diri sendiri sebelum tidur untuk bangun jam 05:30 dan kemudian mas Yan
akan bangun setelah itu.
Ki
menghidupkan alarm HaPe à Ki
memesan bangun pagi pada diri sendiri à Ae alarm
berbunyi / Ki
alarm alamiah à Ki terbangun.
Y: Benar, pak Wang.
W: Terima kasih, mas Yan telah bersedia
berbincang dan berbagi strategi.
Bahasan di atas akan kita gali lagi dalam kasus yang berbeda pada
materi T.O.T.E (Test Operasi Test Exit) Stragety.
(Bersambung ... 2/4)