Best Manufacturing Practices

Posted by : Excellence Manufacturing Practices Tuesday, 22 April 2014


Strategies (Bagian #1 dari 4)

Semua orang, ketika melakukan suatu kegiatan dan pada hampir seluruh kegiatan menerapkan rangkaian strategi internal dan juga eksternal yang mewakili sistim representasinya. Dalam NLP strategi adalah seri dan urutan representasi internal dan eksternal yang secara konsisten memproduksi untuk mencapai hasil yang sama secara spesifik. Dan strategi dapat direkayasa berdasarkan model yang telah ada atau merupakan pengembangan dari model-model lainnya. Ketika mereka melakukan suatu hal yang melibatkan strategi mental, maka banyak sekali internal preference atau perasaan pribadi mereka secara internal ‘suka atau tidak suka’ yang terjadi secara unconscious atau dilakukannya secara tidak sadar, refleks.
 
Dalam istilah sederhana strategi merupakan urutan langkah-langkah, seperti sebuah resep, yang bila Anda kerjakan maka secara otomatis mencapai hasil tertentu. Saya ingin mengundang Anda untuk membayangkan sejenak bahwa Anda akan memanggang kue - Anda akan perlu untuk mengikuti resep untuk membuat kue, kan? Resep akan dipecah menjadi beberapa langkah seperti:
• Mengumpulkan bahan dan menimbangnya
• Memanaskan oven sampai suhu yang diperlukan
• Mencampurkan bahan dengan berat dan cara tertentu
• Memanggang dalam oven selama jangka waktu tertentu
• Kemudian mengeluarkan kue yang dipanggang tersebut dari oven dan biarkan dingin
• Menghias kue dengan dekorasi tertentu.

Jika Anda melewatkan salah satu langkah atau mengubah urutan langkah-langkahnya, Anda tidak akan mendapatkan hasil kue yang diinginkan, kan?
Dan meskipun Anda mungkin tidak menyadarinya, setiap orang memiliki resep atau strategi untuk setiap jenis perilaku, termasuk:
Relaxation (relaksasi)                      Forgetting (melupakan)                 Creativity (kreativitas)
Love (cinta)                                            Learning (belajar)                               Fun (suka cita)
Attraction (memikat)                      Confidence (percaya diri)              Reassurance (menjamin)
Confusion (bingung)                         Remembering (mengingat)           Disease (sakit)
Decisions (memutuskan)              Happiness (bahagia)                         Boredom (bosan)
Getting up (bangkit)                          Sales (menjual)                   Going out (jalan-jalan)
Understanding (memahami)       Sports (olah raga)                               Getting dressed (berpakaian)
Motivation (motivasi)                     Depression (depresi)                       Speaking (berbicara)
Health (sehat)                                       Wealth (makmur)                               Eating (makan)
Shy (rasa malu)                                    Evaluation (evaluasi)                       Procastination (menunda)
Proverty (kemiskinan)                                     dll…

Ketika Anda masih bayi Anda bahkan tidak tahu apa itu kata-kata, apalagi cara berbicara atau membaca. Kemampuan yang tertanam dan menyatu dalam diri Anda ketika masih bayi adalah menangis untuk membiarkan dunia tahu kapan Anda tidak bahagia atau bagaimana keinginan Anda dapat terpenuhi. Udara dari paru-paru melewati pita suara sehingga suara yang dirancang oleh alam untuk mendapatkan perhatian langsung dari orang tua Anda. Dalam banyak cara strategi Anda yang pertama adalah menangis sampai perhatian diterima dan kebutuhan Anda terpenuhi, itu adalah bibit strategi dalam berkomunikasi yang Anda miliki saat bayi.
Secara bertahap Anda menjadi lebih sadar atas lingkungan Anda dan orang lain. Anda mulai mendengarkan suara orang lain, memperhatikan bentuk dan gerakan mulutnya.
Anda mulai berlatih membuat suara dengan banyak variasi dari mulut Anda, mengembangkan strategi untuk menggunakan konfigurasi tertentu: bibir, gigi dan lidah untuk membuat suara tertentu.

Anda belajar bagaimana Anda bisa mempergunakan teknik pernapasan yang bervariasi dan mengubah aspek lain dari suara yang Anda untuk membuat suara yang nyaring, kecepatan berbicara dan ritmenya. Kemudian belajar kosa kata, tata kalimat, bercakap-cakap dan akhirnya Anda mampu berkomunikasi dengan baik dan semakin menjadi lebih baik bersama bertambahnya umur Anda.

Perilaku kita, tanpa kecuali, dikendalikan oleh strategi proses internal. Setiap orang dari kita, misalnya, memiliki seperangkat strategi unik untuk memotivasi diri kita agar bangkit dari tempat tidur di pagi hari. Ada yang mempergunakan alarm jam, ada yang minta dibangunin, ada yang bisa bangun sendiri dan bisa jadi merupakan campuran dari ketiga tindakan tersebut.

Saya contohkan percakapan saya dengan sahabat saya, Yayan, tentang bagaimana strategi bangun paginya. Karena saya menganggap bahwa bila saya tahu salah satu strategi seseorang maka saya akan dengan mudah memahami strategi berfikirnya untuk hal-hal yang sama seperti rutinitas yang dilakukan sahabat saya ini.

W:            Semangat pagi, mas Yayan.
Y:              Semangat pagi, pak Wang.
W:            Mas Yan. Boleh saya tahu bagaimana Mas Yan bisa bangun pagi atau ceritakan kepada
saya tentang bagaimana Mas Yan bagun pagi? Strategi apa yang mas Yan gunakan dan
bagaimana mas Yan memutuskan untuk bertindak bangun pagi?
Y:              Bagaimana saya bangun pagi? Hehehe… saya gunakan alarm, pak Wang. Saya pasang
alarm jam 05:30. Jika alarm itu bunyi, saya bangun, pak W. Alarm itu saya simpan di
HaPe saya, dan biasanya saya letakan jauh dari jangkauan saya sehingga saya perlu
bangun untuk mematikan alarm tersebut. Kalau tidak… wah.. biasanya nih.. saya matikan
dan saya tidur lagi. Akhirnya… bisa kesiangan saya, pak Wang.
W:            Okey, jadi strategi mas Yan adalah menggunakan Ae atau Auditory Eksternal untuk
membangunkan mas Yan, tetapi sebelumnya mas Yan melakukan Ki atau Kinestetik Internal untuk menghidupkan alarm. Okey, mas Yan. Kemudian mas Yan berjalan Ki atau Kinestetik Internal. Bolehkah saya simpulkan: Ke à Ae à Ki ?
Y:              Benar, pak Wang.
W:            Good. Lanjut ya, mas Yan. Adakah alternatif lain yang mas Yan pergunakan sebagai
penganti bila HaPe mas Yan rusak atau lupa pasang alarm? Bagaimana cara mas Yan membuat dan menentukan alternatif tersebut?
Y:              Iya, pak Wang. Pernah saya lupa mengaktifkan alarm. Tapi biasanya saya bilang sama istri juga sebelum tidur, besok pagi saya perlu bangun jam berapa.
W:            Jadi selain mas Yan aktifkan alarm mas Yan juga meminta istri untuk membangunkan
bila mas Yan masih tertidur setelah pukul 05:30, berarti itu Ae atau Auditory Ekternal, ya
.. mas Yan? Ada cara lain, mas Yan?
Y:              Saya juga menggunakan Ai, pak. Sebelum saya doa tidur, biasanya saya katakana kepada diri saya besok mau bangun jam berapa, meski berat karena saya harus mengalahkan ngantuk saya, biasanya perang dulu antara malas saya dengan kemauan bangun. Dan kemauan bangun jelas menjadi pemenangnya, pak.
W:            Okey, jadi strategi lain yang mas Yan miliki adalah berbicara dengan diri sendiri atau berpesan agar besok pagi bangun pukul 05:30. Saya juga sering melakukan hal ini, mempergunakan alarm alamiah. Jadi kalau boleh saya catat, mas Yan mempergunakan strategi Ki atau Kinestetik Internal saat pesan bagun pagi dan Ki saat perang bangun pagi.
Jadi menurut mas Yan mana yang lebih efektif dan bagaimana mas Yan mengevaluasi opsi-opsi tersebut?
                  ***Saat menjawab pertanyaan tersebut mata Yan bergerak dari tengah ke kiri atas (mengingat-ingat kejadian, Visual Remember = Vr), dan mata ke kiri datar (mencari informasi auditory = Auditory = A), kemudian kiri bawah (berbicara dengan diri sendiri = Self talk = Auditory Digital = Ad)***Eye Accessing Cue***

Y:              Saya merasa yang paling efektif sebenarnya adalah memesan bangun pagi kepada diri sendiri sebelum tidur dibanding alarm.
W:            Okey, jadi mas Yan lebih nyaman sebenarnya dengan berbicara kepada diri sendiri? Boleh tahu ada alasan tertentu mengapa mas Yan mengevaluasi bahwa alarm HaPe kurang efektif dibanding memesan bangun pagi kepada diri sendiri?
Y:              Istri dan anak saya marah-marah karena ke bisingan alarm, apa lagi bila saya lambat mematikannya, pak.
W:            Okey, saya memahaminya, mas Yan.
                  Saya coba menyimpulkan strategi mas Yan bangun pagi adalah menghidupkan alarm, tapi juga berpesan kepada diri sendiri sebelum tidur untuk bangun jam 05:30 dan kemudian mas Yan akan bangun setelah itu.
Ki menghidupkan alarm HaPe à Ki memesan bangun pagi pada diri sendiri à Ae alarm berbunyi / Ki alarm alamiah à Ki terbangun.
Y:              Benar, pak Wang.
W:            Terima kasih, mas Yan telah bersedia berbincang dan berbagi strategi.

Bahasan di atas akan kita gali lagi dalam kasus yang berbeda pada materi T.O.T.E (Test Operasi Test Exit) Stragety.

(Bersambung ... 2/4)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -