Archive for April 2014
036B: Hierarki Kriteria (Bagian 2 dari 2)
Hierarki
Kriteria (Part 2 of 2)
Proses memunculkan hierarki
kriteria di atas dengan mengidentifikasi Contoh Kontra dapat membantu kita
mengenali proses persuasi yang efektif. Dengan mendapatkan jawaban atas pertanyaan
tersebut Anda dapat membantu mereka untuk keluar dari kebiasaan cara berpikir
mereka dan dapat belajar tentang prioritas urutan nilai-nilai mereka.
Robert Dilt menggunakan metoda
interogasi yang pernah diajarkan kepada sekelompok perempuan yang merasa malu pada
acara pertemuan karena mereka tidak
berpikir bahwa mereka memiliki sesuatu untuk ditawarkan. Mereka diperintahkan
untuk pergi keluar dan belajar untuk mengidentifikasi nilai-nilai pada wanita
yang dapat membantu mereka menyadari bahwa mereka memiliki lebih banyak pilihan
sosial. Berikut ini adalah contoh dari salah satu wawancara tersebut :
P: Pria macam apa yang Anda pilih untuk Anda ajak pergi
bersama?
W: Seseorang yang kaya dan tampan, secara alami.
P: Apakah Anda
pernah pergi keluar dengan seseorang yang tidak terlalu kaya atau tampan?
W: Ya, ada. Orang
itu saya kenal baik dan ia benar-benar cerdas. Dia bisa membuat saya tertawa
dan saya banyak belajar pengetahuan darinya.
P: Apakah ia
adalah satu-satunya orang yang Anda ajak pergi? Kaya dan tampan atau cerdas,
atau apakah Anda pernah mempertimbangkan pergi keluar dengan pria jenis lain?
W: Yah, saya yakin.
Saya pergi dengan orang yang begitu cerdas. Ia tampaknya tahu sesuatu segala hal.
P: Apa yang akan
membuat Anda mempertimbangkan pergi keluar dengan seseorang yang tidak kaya,
tampan atau cerdas, dan yang tidak sangat terkesan dengan kecerdasan mereka?
W: Oh, ya. Ada
satu orang. Ini benar-benar membuat saya menyukainya. Ia orang yang bersemangat
dan gigih.
P: Apakah Anda
pernah pergi keluar dengan siapa pun yang tidak memiliki uang, ketampanan,
kecerdasan, dan penuh semangat?
W: Tidak.
P: Dapatkah Anda memikirkan apa pun yang akan medorong Anda
untuk pergi dengan dia?
W: Okey. Hanya jika
mereka menyenangkan, menarik dan unik. Dan ia membuat saya tertarik.
P: Ada lagi ?
W: Jika ia
benar-benar peduli tentang saya dan membantu saya, dan juga memperlakukan saya
dengan istimewa.
P: Bagaimana
Anda tahu jika orang tersebut benar-benar peduli, membantu dan memperlakukan
diri Anda istimewa?
Dialog di atas menunjukkan bahwa
beberapa pertanyaan tersebut dapat mengubah keyakinan dan penilaian seseorang.
Pertanyaan yang membuat seseorang memperluas pilihan dan menjadi fleksible.
Menyadari bahwa orang memiliki
kriteria yang berbeda dan hierarki kriteria yang berbeda maka sangat penting
untuk menyelesaikan konflik dan mengelola keragaman tersebut.
Memiliki beberapa alat dan
strategi untuk dapat mengidentifikasi dan mengatasi hierarki kriteria yang berbeda
menjadi penting untuk keberhasilan Anda sebagai manajer, guru, pelatih dan
terapis.
Dalam prosedur berikut, pemilahan
spasial dan proses contoh kontra yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai
tingkat kriteria, dan karakteristik representasi mereka, dalam rangka untuk
membantu mengubah resistensi batin untuk membentuk sebuah pola perilaku baru.
(1) Lokasi # 1: mengidentifikasi perilaku yang ingin Anda lakukan,
tapi menahan diri untuk tidak melakukannya.
Contoh: Membaca buku secara konsisten.
(2) Lokasi # 2: mengidentifikasi kriteria yang memotivasi Anda untuk
membentuk perilaku baru
Contoh: Membaca buku agar lebih berpengetahuan dan
kompeten.
Mengidentifikasi
strategi, pola Meta Program dan mempergunakan teknik submodalities untuk menentukan
masing-masing kriteria.
Contoh: Membaca
buku = Ad / Vc ;
Berpengatahuan dan Kompetenter = K
(3) Lokasi #3: Mengungkap persoalan mengapa Anda menghentikan tindakan
dari perilaku yang Anda inginkan?
Ini adalah
kriteria tingkat tinggi, karena menurut definisi, tindakan menghentikan ini
mengesampingkan kriteria motivasi.
Contoh: Tidak ada waktu dan ngantuk.
Dari sudut
pandang Meta Program dan Submodalities inilah kriteria itu terbentu:
Tidak ada
waktu = Vr / K ; Ngantuk = K
(4) Lokasi # 4: Memunculkan kriteria tingkat yang lebih tinggi untuk
menimpa kriteria yang lebih rendah pada Lokasi #3 dan membatasinya.
Contoh: Anda bisa bertanya, "Apakah ada sesuatu
yang cukup penting bahwa saya selalu dapat meluangkan waktu untuk membaca dan saya
akan melakukannya meski itu membuat saya merasa ngantuk? Nilai apa hebat apa
yang membuatnya lebih penting ?"
Misalkan
jawabnnya adalah: karena dengan meningkatnya kompetensi saya, saya bisa beroleh
pendapatan lebih dan akhirnya bisa membahagiakan keluarga.
Strategi
Meta Program dan Submodalities: kebahagiaan = Vc / K.
Aplikasikan teknik Hierarki
Kriteria untuk klien Anda dengan tiga langkah berikut:
(1) Laveraging (mengungkit)
Kembali ke
lokasi # 1, buatkan jangkar konten perilaku, kemudian berjalan di sekitar
lokasi # 2 dan # 3 kemudian ke lokasi # 4.
Terapkan
kriteria tingkat tertinggi dengan perilaku yang diinginkan untuk mengesampingkan
keberatan yang membatasinya.
Misalnya,
Anda mengatakan, "Karena dengan meningkatnya kompetensi dan kemampuan Anda bisa
meningkatkan pendapatan Anda sehingga Anda bisa lebih membahagiakan keluarga
Anda, maka menjadi penting bagi Anda untuk meluangkan waktu sehingga Anda bisa
membaca banyak buku, dengan semangat seperti itu Anda bisa mengusir rasa kantuk
Anda."
(2) Pacing the limit criteria (bola-balik melangkah di kriteria pembatas)
Langkah dari
lokasi # 4 ke lokasi # 3 dan bolak-balik sehingga Anda menemukan cara dan perilaku
yang diinginkan dan cocok dengan kriteria pada semua tiga tingkat sehingga
tidak melanggar pembatas kriteria.
Misalnya
dengan bertanya, "Apakah ada semacam program membaca cepat atau manajemen waktu
sehingga saya bisa membaca dengan konsisten yang tidak mengambil banyak waktu,
tidak membuat?"
(3) Strategi & Submodality Utilization (strategi, pemanfaatan
& submodaliti)
Anda mengatur
strategi sehingga Meta Program dan fitur submodality dari kriteria perilaku
yang diinginkan dan kriteria membatasi itu menjadi sesuai dengan strategi, Meta
Program dan fitur submodality dari kriteria tingkat tertinggi.
(end)
Sunday, 27 April 2014
Posted by Excellence Manufacturing Practices
036A: Hierarki Kriteria (Bagian 1 dari 2)
Hierarki
Kriteria (Part 1 of 2)
Teknik berikut ini dikembangkan
oleh Robert Dilts pada pertengahan 1980-an sebagai sarana untuk
mengidentifikasi dan bekerja dengan konflik yang berkaitan dengan berbagai
tingkat kriteria. Kriteria pada tingkat yang berbeda dari satu orang dan
lainnya, ‘hirarki kriteria’ sering muncul kembali dan balik antara ‘diri
sendiri’ dan ‘orang lain’, berpindah ke tingkat yang lebih tinggi pada Neuro -
Logical.
KRITERIA mengacu kepada
nilai-nilai atau standar seseorang yang menggunakannya untuk membuat keputusan
dan penilaian. Istilah ini berasal dari kata Yunani ‘krites’ yang berarti ‘HAKIM’. Kriteria dapat mendefinisikan dan
membentuk jenis state yang diinginkan,
bahwa kita akan mencari, dan menentukan bukti-bukti yang akan kita gunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan dan kemajuan sehubungan dengan state atau keadaan yang kita inginkan.
Misalnya, menerapkan kriteria ‘stabilitas
produk’, maka organisasi dan orang-orang di dalam organisasi akan beradaptasi
dan mendorong agar penilaian dan kesimpulannya menjadi sama searah.
Tingkat kriteria yang berbeda
juga sering dikaitkan dengan sistem representasional tertentu, karakteristik
submodality, atau strategi kognitif. Anda mengetahui tentang aspek-aspek yang
berbeda dari kriteria yang dapat membantu Anda untuk mengatasi konflik dan
mencapai hasil yang diinginkan secara lebih efektif.
Kriteria sering dikaitkan dengan ‘Values,
Nilai’ tetapi mereka tidak identik. Kriteria dapat diterapkan ke sejumlah
berbagai tingkat pengalaman. Kita dapat memiliki kriteria lingkungan, kriteria
perilaku dan kriteria intelektual serta kriteria berdasarkan emosional . Nilai,
di sisi lain, berada pada tingkat logis yang sama seperti keyakinan. Dari perspektif
ini, nilai-nilai yang serupa dengan apa yang disebut ‘kriteria inti, core criteria’ dalam NLP.
Bahkan, orang dapat berbagi nilai
yang sama seperti ‘sukses’, ‘harmoni’ , dan ‘hormat’, tetapi mereka memiliki
bentuk yang sangat berbeda dari bukti untuk menilai apakah kriteria ini telah dipenuhi
atau dilanggar. Hal ini dapat menjadi sumber konflik atau kreativitas.
Menyadari bahwa orang memiliki
kriteria yang berbeda maka sangat penting untuk menyelesaikan konflik dan
mengelola keragamannya. Kontak budaya, merger antara organisasi dan transisi
dalam kehidupan seseorang sering membawa isu-isu yang berkaitan dengan kriteria
, hierarki kriteria dan ekuivalensi criterial.
Memahami kriteria orang adalah
penting bagi sukses mediasi, negosiasi dan komunikasi . Kriteria juga memainkan
peran penting dalam persuasi dan motivasi. Identifikasi dan pemanfaatan
kriteria adalah elemen kunci dalam banyak teknik NLP dan prosesnya. Ini adalah
dasar untuk teknik Hirarki Kriteria, sejumlah ‘Sleight of Mouth Patterns’
merupakan bagian penting dalam format resolusi konflik NLP.
Menetapkan kriteria untuk tujuan
pertemuan dan evaluasi kemajuan merupakan aspek penting dari perencanaan dan
pengambilan keputusan . ‘Criterial Equivalence’ adalah istilah yang digunakan
dalam NLP untuk menggambarkan bukti spesifik dan diamati yang dapat menentukan,
apakah kriteria tertentu telah terpenuhi atau tidak?
Orang sering berbeda dalam membaca
sistem representasi, tingkat detail dan posisi persepsi yang mereka gunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan mereka dalam memenuhi kriteria mereka.
Sebuah contoh dari 'hierarki
kriteria' akan menjadi orang yang menghargai 'kesehatan' lebih dari 'kesuksesan
finansial'. Orang yang seperti itu akan cenderung menempatkan kesehatannya pada
urutan ‘pertama’. Orang ini mungkin akan menyusun hidupnya lebih di sekitar
kegiatan fisik daripada peluang profesional. Bagi orang yang hirarki kriteria menempatkan
‘kesuksesan finansial’ di atas kesehatan maka mereka akan memiliki gaya hidup
yang berbeda. Ia mungkin mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan fisik dalam
rangka untuk beroleh uang dan keuntungan financial yang lebih besar.
Salah satu cara utama untuk
memperoleh hirarki seseorang kriteria adalah melalui proses menemukan apa yang
dikenal sebagai ‘contoh kontra’. Contoh
kontra pada dasarnya merupakan bentuk pengecualian untuk aturan tertentu.
Pertanyaan-pertanyaan berikut
menggunakan proses ‘contoh kontra’ untuk mengungkapkan hirarki kriteria seseorang:
1. Hal yang bisa dilakukan tetapi tidak dilakukan? Kenapa?
Saya tidak
akan pergi ke toilet wanita, karena hal itu bertentangan dengan aturan. Saya
menempatkan Kriteria = mengikuti ATURAN.
2. Apa yang bisa membuat saya tetap melakukannya? è
CONTOH KONTRA
Saya
benar-benar ingin buang air kecil dan sudah tidak bisa saya tahan karena
sakitnya. Dan seluruh toilet pria penuh, dan Toilet Wanita terbuka kosong. Saya
tetap akan masuk dan mempergunakan Toilet Wanita itu. Saya memanfaatkan krisis
yang ada. Saya menomor DUAkan aturan dan menempatkan Kriteria Tinggi untuk
KESEHATAN.
Untuk mendapatkan pemahaman lebih
dalam pada Hirarki Kriteria, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
(1) Apa yang memotivasi Anda untuk mencoba sesuatu yang baru?
(2) Apa yang akan menyebabkan Anda berhenti melakukan sesuatu?
(3) Apa yang akan membuat Anda mulai melakukan sesuatu lagi jika Anda
berhenti untuk alasan pertanyaan #2?
(4) Apa yang akan menyebabkan Anda berhenti dan kemudian melakukannya
lagi?
Ketika Anda
merenungkan jawaban Anda, perhatikan kriteria yang muncul, dan apa yang menjadi
prioritasnya? Mungkin Anda akan melakukan sesuatu, Anda merasa menjadi ‘kreatif’,
‘menarik’ atau ‘menyenangkan’.
Kriteria Tingkat #1 ~ Kontra A:
Anda mungkin berhenti melakukan sesuatu yang
kreatif, menarik dan menyenangkan. Dan Anda merasa bahwa Anda sedang tidak
bertanggung jawab untuk keluarga.
è Kriteria ‘tanggung jawab’ menimpa ‘kreativitas atau menyenangkan’.
Kriteria Tingkat #2 ~ Kontra B:
Anda mungkin, Anda melakukan sesuatu yang
Anda pikir yaitu ‘tidak bertanggung jawab’ tetap jika Anda merasa itu ‘tanggung
jawab diperlukan untuk pertumbuhan Anda sebagai manusia’.
è Kriteria ‘pertumbuhan’ menjadi lebih tinggi daripada ‘tanggung
jawab’ atau ‘menyenangkan’.
Kriteria Tingkat #3 ~ Kontra C:
Denga berpikir lebih masuk ke dalam, Anda akan
menemukan bahwa Anda akan berhenti melakukan sesuatu yang ‘diperlukan untuk
pertumbuhan Anda sebagai manusia’ jika Anda percaya itu akan ‘membahayakan
keselamatan diri sendiri atau keluarga Anda’.
è Kriteria ‘keamanan’ menjadi lebih tinggi dari pada ‘pertumbuhan’
Perhatikan contoh hipotetis
berikut ini dengan menggunakan proses pencarian CONTOH KONTRA untuk
mengidentifikasi hirarki pelanggan saat membeli minuman.
Q: Jenis minuman apa yang biasa Anda?
A: Saya biasa membeli Jus buah.
Q: Mengapa Jus buah? è Membuat ‘contoh kontra’
A: Jus buah itu menyegarkan. [Kriteria #1 = rasa segar]
Q: Pernahkah Anda membeli jenis minuman lain? è Membuat ‘contoh kontra’
A: Tentu. Saya meminum teh.
Q: Apa yang membuat Anda memutuskan untuk membelinya teh
dalam kemasan dan
bukan jus
buah?
A: Teh dalam kemasan itu lebih murah disbanding Jus buah.
[Kriteria #2: Harga]
Q: Apakah dengan
perbedaan harga tersebut itu artinya Anda sedang berhemat sehingga bisa
menabung? è Membuat ‘contoh kontra’
A: Tidak juga.
Tetapi setidaknya saya bisa mendapatkan 2 botol dibanding satu kotak jus buah. Dan
saya bisa membaginya dengan teman saya untuk satu botol yang lain. [Kriteria
#3: Pertemanan]
Q: Benar. Memang
teman baik itu sulit didapat. Sungguh Anda menghargai pertemanan. Apakah ada
sesuatu yang membuat Anda termotivasi untuk berbagi Teh dalam kemasan dengan
teman Anda? è Membuat ‘contoh kontra’
A: Iya. Kalau
saya baik sama teman. Mereka tentu tidak akan mengatakan bahwa saya orang yang
pelit. [Kriteria 4 = Penilaian orang]
(bersambung 2/2)
Posted by Excellence Manufacturing Practices
035C: Values, Criteria & Belief (Part 3 of 3)
Criteria
& Criteria Equivalence (3 of 3)
Ketika kita menggunakan kata ‘abstrak’
yang bukan berbasis sensorik, bahasa dapat digunakan untuk menggambarkan apa
yang berarti dan penting bagi kita, kita menggunakan kriteria.
‘BAIK’ tidak memiliki arti
setelah diverifikasi. Kita menggunakan pengalaman berbasis sensorik untuk
menentukan dan menentukan apa yang BAIK bagi kita. Tapi kriteria hanya berguna
dalam konteks tertentu. Apa yang BAIK dalam konteks ‘tulisan’ bisa berbeda makna
bila di masukan ke dalam konteks mobil, perhiasan atau lukisan. Secara teknis,
kriteria setara kompleks kontekstual yang signifikan.
Kita sering menggunakan
konstelasi kriteria untuk menentukan kriteria penting. Jadi kita akan
menggunakan kriteria seperti: jujur, cerdas dan berani, untuk mendefinisikan
apa yang dimaksud dengan ‘BAIK’ tentang seseorang.
Mari kita mengambil contoh
sederhana. Ambil kriteria ‘MEWAH’ dalam konteks ‘PENA’.
Ketika saya bertanya kepada sahabat saya, apakah pena bermerk
‘PILOT’ disebut mewah? Sahabat saya menjawab, “tidak!”
Tetapi ketika saya tunjukan ‘Mont
Blanc’, dengan cepat ia menjawab, “Ya, itu mewah!”
Saya lanjutkan pertanyaan saya,
“dari mana Anda tahu?”
Ia menjawab, “karena saya tahu.
Saya melihat Mont Blanc logo dengan bintang putih dan saya pernah mendengar
bahwa harganya puluhan juta rupiah. Dan saya rasa itu mewah untuk sebuah pena.
Karena banyak pula yang bercerita kepada saya tentang enaknya memakai pena itu
saat mereka membuat tanda tangan."
Mengapa Anda memiliki definisi
dengan kesetaraan kompleks? Padahal itu adalah definisi diri Anda sendiri?
Begitulah KRITERIA yang terhubung
dengan KESETARAAN KOMPLEKS. Criterial
Equivalence adalah bersifat lebih umum, abstrak dan digital. Perialku Complex Equivalence lebih ANALOG, yaitu:
diungkapkan dalam bahasa atau tindakan yang ditunjukan secara visual; mendengar
atau merasakan yang akan memuaskan kriteria kita tersebut.
Complex
Equivalence
Semuanya dimulai dengan kesetaraan
kompleks (CEq) yang terletak di dasar pengalaman model kriteria baru kita.
Kompleks kesetaraan adalah proses persepsi. Sebagai manusia, kita memiliki
kecenderungan untuk memberikan ‘RASA’ untuk apa yang kita alami. Jadi definisi
umum ‘CEq’ adalah pengalaman yang telah diberi makna. Ingat, pengalaman itu sendiri
tidak memiliki arti khusus. Makna adalah sesuatu yang membawa dan berlaku bagi
manusia untuk mengalaminya.
Di pinggiran persepsi dari dunia
kita adalah sensorium tersebut. Jadi kita cenderung untuk terlibat eksistensinya
dengan mengatakan, “Saya melihat , mendengar, merasakan , membaui, dan
merasakan sesuatu." Kita melakukan ini di luar tubuh kita dan di dalam
tubuh kita. Jadi ini merupakan perbedaan bentuk kesetaraan kompleks yang bisa
menembus ‘dinding’ antara perilaku eksternal (melihat, mendengar dan merasakan)
dengan perhitungan internal, “Saya pikir saya mengerti maksud Anda." Dan
keadaan internal, “Ohh, aku cinta ini." Pikiran adalah urutan representasi
sensorik, emosi yang dialami sebagai molekul representasi dan atau meta - kinestesis.
Values
Nilai adalah 'tombol panas' yang
mendorong perilaku. Apa pun yang Anda lakukan, ini dilakukan dalam rangka untuk
memenuhi nilai - meskipun Anda tampaknya tidak menyadari nilai tersebut.
Anda berenang untuk memenuhi
nilai meningkatkan kesehatan Anda.
Anda membeli baju baru yang modis
untuk memenuhi nilai terlihat baik.
Kebanyakan orang benar-benar
ceroboh dalam menggunakan ekspresi kriteria, keyakinan dan nilai-nilai secara
bergantian. Tetapi jika Anda melihat di kamus, dan ingat Meta Model dan fungsi Meta
Program, itu akan benar-benar sederhana, menurut kamus Webster dalam hal
perbandingan:
"Nilai adalah hal yang berkualitas sesuai dengan apa yang
dianggapnya sebagai sesuatu yang lebih atau kurang diinginkan, berguna, atau diduga
penting. Layak atau tingkat layak."
Jika semuanya adalah nilai yang
sama, maka hal itu tidak memiliki nilai. Emas adalah berharga karena langka.
Satu hal yang lebih atau kurang berharga daripada yang lain dalam sebuah
kontinum, skala, atau spektrum nilai. Dalam istilah NLP, penilaian adalah proses
manusia menciptakan hierarki.
Satu pengalaman, atau CEq bisa lebih
berharga daripada yang lain. Satu kriteria, pemikiran terdahulu atau keyakinan yang
mungkin lebih disukai daripada yang lain. Manusia perlu memiliki hirarki nilai,
jika tidak, mereka tidak pernah membuat keputusan.
(end)
Thursday, 24 April 2014
Posted by Excellence Manufacturing Practices
035B: Values, Criteria & Belief (Part 2 of 3)
NLP Model
dari Struktur Values, Criteria & Belief (2 of 3)
Belief
Keyakinan menjadikan pembatas antara keadaan di luar dengan
keadaan di dalam diri seseorang. Keyakinan bisa dianggap sebagai filter pasif
yang kita miliki, dan hal ini memungkinkan
kita untuk melihat, mengubah, menghapus atau menggeneralisir dunia luar sesuai
dengan kepribadian unik yang kita miliki.
Keyakinan juga berfungsi sebagai
pintu, atau filter yang sangat aktif, dan hanya bila kita mengizinkannya maka
kita mulai, menafsirkan dan berpendapat tentang hal-hal di luar diri kita,
terjadi di luar tembok model tertentu model dunia kita.
Dalam NLP, guru saya selalu
membuat perbedaan antara keyakinan sehari-hari dan ‘keyakinan perilaku’, atau
mereka yang menghasilkan tindakan nyata. Keyakinan tentu saja, adalah sebuah
organisasi dari semua perbedaan atas makna. Pada orang yang mengucapkan kalimat
‘Langit
berwarna biru’ itu bisa disebut sebagai keyakinan. LANGIT adalah
nominalisasi untuk cahaya yang dibiaskan. WARNA BIRU adalah performatif yang hilang
. Presuppostions dalam kalimat ini termasuk keberadaan langit dan warna biru; kalimat
ini bukan keyakinan perilaku .
‘Aku suka kalau langit berwarna biru’;pada kalimat ini orang diarahkan untuk mencari langit yang
berwarna biru. Kalimat ini menghasilkan perilaku atau tindakan, yaitu mencari.
Keyakinan adalah bahwa Anda dapat
menjadi, melakukan, atau memiliki apa pun termasuk apa-apa jika Anda memilih.
Jadi apa yang menghentikan Anda mewujudkan impian Anda? Jawabannya adalah tidak
nyata: hanya sistem kepercayaan ‘unik’
Anda sendiri. Dan seperti kata Henry Ford, "If you believe you can or you believe you can't, which ever you
think, you are right." Dalam
NLP kita berbicara tentang membatasi dan keyakinan yang memberdayakan. Jadi triknya
adalah kita bersihkan hal-hal yang membatasi dan memasukan hal-hal positif yang
memberdayakan diri Anda.
Keyakinan adalah pikiran yang
kita simpan, sadar atau tidak sadar, dan mereka membuat kita menilai dan
mengevaluasi tentang kehidupan yang kita jalani. Keyakinan kita seperti halnya
saklar ‘on – off’ untuk baik dan buruk, benar atau salah, dan ya atau tidak.
Secara sederhana - jika situasi (apa pun) sesuai keyakinan kita maka kita
merasa baik. Jika tidak sesuai maka ketidaksesuaian itu membuat kita merasa
tidak nyaman. Ini seperti kabel yang tersambung ke dalam sistem limbik, bagian otak
primitif kita, dan dikembangkan sebagai indikator yang jelas dari ancaman
terhadap status quo diprogram otak
limbic tersebut.
Sebuah sistem keyakinan adalah
kumpulan sinergis keyakinan terkait dengan sistem nilai kita untuk menjawab
pertanyaan ‘Mengapa?’. Dan untuk
menemukan alasan, kita perlu pertanyaan ‘Mengapa?’.
Meta Program adalah alat untuk membongkar
KEYAKINAN seseorang tentang sesuatu hal. Klasik, pemrograman meta didefinisikan
sebagai proses menciptakan sebuah model pola struktural seseorang yang
dipergunakan untuk membangun, pemeliharaan, dan memperkuat realitas subyektif
mereka, system keyakinan dalam diri mereka. Pola Meta Program mampu
menghasilkan dan mempertahankan kesesuaian pribadi secara terus menerus
sehingga membetuk kepribadian atau identitas seseorang.
Keyakinan berasal dari pengalaman
pribadi dan menjadi referensi menarik. Sebagian pengalaman membentuk keyakinan
dan sebagian lagi tidak dan hanya menjadi referensi saja.
Presuppositions
Definisi teknis untuk ‘Presuppositions’
atau prasangka adalah bahwa pernyataan yang masuk akal sehingga model dunia
seseorang menjadi terlihat nyata.
Meta Model, Model Milton, Reframing,
dan Slight of Mouth Patterns akan mengidentifikasikan bagaimana seseorang
mengatur kriteria dan kesetaraan kompleks dalam kehidupan sehari-hari mereka ke
dalam bentuk peta linguistic presuposisi.
Sebagai contoh, harga sebuah produk atau jasa itu sendiri berarti persepsi tentang murah, mahal atau baiknya nilai barang tersebut. Reframing memungkinkan Anda untuk mengubah makna subyektif dalam rangka menciptakan hasil yang tepat untuk presentasi Anda.
·
Perubahan makna
·
Mengubah penyebab
·
Perbandingan
·
Mengubah tingkat logis
Dan Anda
mengatakan kepadanya, “Anda terlambat! Ini menunjukan bahwa Anda tidak peduli
kepada pekerjaan dan tanggung jawab Anda.”
(1) Reality Strategy (strategi kenyataan):
Bagaimana
Anda tahu bahwa terlambat dan kepedulian adalah hal yang sama?
(2) Model of The World (model dunianya)
Beberapa
orang percaya bahwa peduli ditunjukan oleh kualitas pekerjaan dan hasil yang
diperolehnya. Dan ini tidak kaitannya dengan kehadiran.
(3) Counter Example (contoh kebalikan):
Kita semua
tahu, siapa yang selalu datang tepat waktu, apakah mereka selalu produktif?
(4) Intent (maksud dan tujuan):
Tujuan saya
tadi untuk datang tepat waktu dan saya peduli akan tanggung jawab dan pekerjaan
saya. Dan saya tunjukan itu ketika saya bekerja, meski saya terlambat masuk
kantor pagi ini.
(5) Redefinition (pendefinisian ulang)
Saya tidak
terlambat, saya hanya kena macet tadi.
(6) Chunking up (mencincang ke atas):
Apakah
keterlambatan adalah faktor utama dari pencapaian target bulanan?
(7) Chuking down (mencincang ke bawah):
Bagaimana
persisnya bahwa keterlambatan dan kepedulian adalah hal yang sama?
(8) Metaphor & Analogi (metafora & analogi)
Jika seorang
ahli bedah terlambat pulang karena menyelamatkan nyawa seseorang, apakah dia
disebut tidak peduli karena ketika pulang istrinya sudah tertidur?
(9) Another Outcome (hasil yang berbeda):
Seharusnya
pertanyaannya diubah! Bukan persoalan mengapa saya terlambat, tetapi berapa
banyak saya telah berkontribusi kepada perusahaan?
(10)
Consequence (konsekuensi)
Saya terlambat
karena saya sedang mencari informasi penting tentang kompetitor. Bagaimana saya
bisa dapat informasi kalau saya harus buru-buru masuk kantor?
(11)
Hierarchy Criteria (hirarki
kriteria):
Bukankah
hasil itu lebih penting dari pada lamanya waktu bekerja?
(12)
Apply to self (menerapkan pada
diri sendiri)
Seharusnya
hal-hal seperti ini dijelaskan dalam peraturan perusahaan sehingga saya
memahaminya dengan benar.
(13)
Changing Frame Size (mengubah
ukuran bingkai):
Yang penting
lihat hasilnya! Dan itu bisa dibandingkan dengan siapapun mereka yang datang
tepat waktu pagi ini.
(14)
Meta Frame (bingkai meta):
Banyak
perusahaan yang maju pesat, mereka memberi kelonggaran jam masuk dan mereka
menilai berdasarkan kontribusinya.
(bersambung 3/3)
Posted by Excellence Manufacturing Practices