Best Manufacturing Practices

Archive for April 2014

036B: Hierarki Kriteria (Bagian 2 dari 2)


Hierarki Kriteria (Part 2 of 2)

Proses memunculkan hierarki kriteria di atas dengan mengidentifikasi Contoh Kontra dapat membantu kita mengenali proses persuasi yang efektif. Dengan mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut Anda dapat membantu mereka untuk keluar dari kebiasaan cara berpikir mereka dan dapat belajar tentang prioritas urutan nilai-nilai mereka.

Robert Dilt menggunakan metoda interogasi yang pernah diajarkan kepada sekelompok perempuan yang merasa malu pada acara  pertemuan karena mereka tidak berpikir bahwa mereka memiliki sesuatu untuk ditawarkan. Mereka diperintahkan untuk pergi keluar dan belajar untuk mengidentifikasi nilai-nilai pada wanita yang dapat membantu mereka menyadari bahwa mereka memiliki lebih banyak pilihan sosial. Berikut ini adalah contoh dari salah satu wawancara tersebut :

P:              Pria macam apa yang Anda pilih untuk Anda ajak pergi bersama?
W:            Seseorang yang kaya dan tampan, secara alami.
P:              Apakah Anda pernah pergi keluar dengan seseorang yang tidak terlalu kaya atau tampan?
W:            Ya, ada. Orang itu saya kenal baik dan ia benar-benar cerdas. Dia bisa membuat saya tertawa dan saya banyak belajar pengetahuan darinya.
P:              Apakah ia adalah satu-satunya orang yang Anda ajak pergi? Kaya dan tampan atau cerdas, atau apakah Anda pernah mempertimbangkan pergi keluar dengan pria jenis lain?
W:            Yah, saya yakin. Saya pergi dengan orang yang begitu cerdas. Ia tampaknya tahu sesuatu segala hal.
P:              Apa yang akan membuat Anda mempertimbangkan pergi keluar dengan seseorang yang tidak kaya, tampan atau cerdas, dan yang tidak sangat terkesan dengan kecerdasan mereka?
W:            Oh, ya. Ada satu orang. Ini benar-benar membuat saya menyukainya. Ia orang yang bersemangat dan gigih.
P:              Apakah Anda pernah pergi keluar dengan siapa pun yang tidak memiliki uang, ketampanan, kecerdasan, dan penuh semangat?
W:            Tidak.
P:              Dapatkah Anda memikirkan apa pun yang akan medorong Anda untuk pergi dengan dia?


W:            Okey. Hanya jika mereka menyenangkan, menarik dan unik. Dan ia membuat saya tertarik.
P:              Ada lagi ?
W:            Jika ia benar-benar peduli tentang saya dan membantu saya, dan juga memperlakukan saya dengan istimewa.
P:              Bagaimana Anda tahu jika orang tersebut benar-benar peduli, membantu dan memperlakukan diri Anda istimewa?

Dialog di atas menunjukkan bahwa beberapa pertanyaan tersebut dapat mengubah keyakinan dan penilaian seseorang. Pertanyaan yang membuat seseorang memperluas pilihan dan menjadi fleksible.

Menyadari bahwa orang memiliki kriteria yang berbeda dan hierarki kriteria yang berbeda maka sangat penting untuk menyelesaikan konflik dan mengelola keragaman tersebut.
Memiliki beberapa alat dan strategi untuk dapat mengidentifikasi dan mengatasi hierarki kriteria yang berbeda menjadi penting untuk keberhasilan Anda sebagai manajer, guru, pelatih dan terapis.

Dalam prosedur berikut, pemilahan spasial dan proses contoh kontra yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai tingkat kriteria, dan karakteristik representasi mereka, dalam rangka untuk membantu mengubah resistensi batin untuk membentuk sebuah pola perilaku baru.


(1)  Lokasi # 1: mengidentifikasi perilaku yang ingin Anda lakukan, tapi menahan diri untuk tidak melakukannya.
Contoh: Membaca buku secara konsisten.
(2)  Lokasi # 2: mengidentifikasi kriteria yang memotivasi Anda untuk membentuk perilaku baru
Contoh: Membaca buku agar lebih berpengetahuan dan kompeten.
Mengidentifikasi strategi, pola Meta Program dan mempergunakan teknik submodalities untuk menentukan masing-masing kriteria.
Contoh: Membaca buku = Ad / Vc ; Berpengatahuan dan Kompetenter = K
(3)  Lokasi #3: Mengungkap persoalan mengapa Anda menghentikan tindakan dari perilaku yang Anda inginkan?
Ini adalah kriteria tingkat tinggi, karena menurut definisi, tindakan menghentikan ini mengesampingkan kriteria motivasi.
Contoh: Tidak ada waktu dan ngantuk.
Dari sudut pandang Meta Program dan Submodalities inilah kriteria itu terbentu:
Tidak ada waktu = Vr / K ; Ngantuk = K
(4)  Lokasi # 4: Memunculkan kriteria tingkat yang lebih tinggi untuk menimpa kriteria yang lebih rendah pada Lokasi #3 dan membatasinya.
Contoh: Anda bisa bertanya, "Apakah ada sesuatu yang cukup penting bahwa saya selalu dapat meluangkan waktu untuk membaca dan saya akan melakukannya meski itu membuat saya merasa ngantuk? Nilai apa hebat apa yang membuatnya lebih penting ?"
Misalkan jawabnnya adalah: karena dengan meningkatnya kompetensi saya, saya bisa beroleh pendapatan lebih dan akhirnya bisa membahagiakan keluarga.
Strategi Meta Program dan Submodalities: kebahagiaan = Vc / K.

Aplikasikan teknik Hierarki Kriteria untuk klien Anda dengan tiga langkah berikut:
(1)  Laveraging (mengungkit)
Kembali ke lokasi # 1, buatkan jangkar konten perilaku, kemudian berjalan di sekitar lokasi # 2 dan # 3 kemudian ke lokasi # 4.
Terapkan kriteria tingkat tertinggi dengan perilaku yang diinginkan untuk mengesampingkan keberatan yang membatasinya.
Misalnya, Anda mengatakan, "Karena dengan meningkatnya kompetensi dan kemampuan Anda bisa meningkatkan pendapatan Anda sehingga Anda bisa lebih membahagiakan keluarga Anda, maka menjadi penting bagi Anda untuk meluangkan waktu sehingga Anda bisa membaca banyak buku, dengan semangat seperti itu Anda bisa mengusir rasa kantuk Anda."
(2)  Pacing the limit criteria (bola-balik melangkah di kriteria pembatas)
Langkah dari lokasi # 4 ke lokasi # 3 dan bolak-balik sehingga Anda menemukan cara dan perilaku yang diinginkan dan cocok dengan kriteria pada semua tiga tingkat sehingga tidak melanggar pembatas kriteria.
Misalnya dengan bertanya, "Apakah ada semacam program membaca cepat atau manajemen waktu sehingga saya bisa membaca dengan konsisten yang tidak mengambil banyak waktu, tidak membuat?"
(3)  Strategi & Submodality Utilization (strategi, pemanfaatan & submodaliti)
Anda mengatur strategi sehingga Meta Program dan fitur submodality dari kriteria perilaku yang diinginkan dan kriteria membatasi itu menjadi sesuai dengan strategi, Meta Program dan fitur submodality dari kriteria tingkat tertinggi.

(end)

036A: Hierarki Kriteria (Bagian 1 dari 2)


Hierarki Kriteria (Part 1 of 2)

Teknik berikut ini dikembangkan oleh Robert Dilts pada pertengahan 1980-an sebagai sarana untuk mengidentifikasi dan bekerja dengan konflik yang berkaitan dengan berbagai tingkat kriteria. Kriteria pada tingkat yang berbeda dari satu orang dan lainnya, ‘hirarki kriteria’ sering muncul kembali dan balik antara ‘diri sendiri’ dan ‘orang lain’, berpindah ke tingkat yang lebih tinggi pada Neuro - Logical.

KRITERIA mengacu kepada nilai-nilai atau standar seseorang yang menggunakannya untuk membuat keputusan dan penilaian. Istilah ini berasal dari kata Yunani ‘krites’ yang berarti ‘HAKIM’. Kriteria dapat mendefinisikan dan membentuk jenis state yang diinginkan, bahwa kita akan mencari, dan menentukan bukti-bukti yang akan kita gunakan untuk mengevaluasi keberhasilan dan kemajuan sehubungan dengan state atau keadaan yang kita inginkan. Misalnya, menerapkan kriteria ‘stabilitas produk’, maka organisasi dan orang-orang di dalam organisasi akan beradaptasi dan mendorong agar penilaian dan kesimpulannya menjadi sama searah.

Tingkat kriteria yang berbeda juga sering dikaitkan dengan sistem representasional tertentu, karakteristik submodality, atau strategi kognitif. Anda mengetahui tentang aspek-aspek yang berbeda dari kriteria yang dapat membantu Anda untuk mengatasi konflik dan mencapai hasil yang diinginkan secara lebih efektif.

Kriteria sering dikaitkan dengan ‘Values, Nilai’ tetapi mereka tidak identik. Kriteria dapat diterapkan ke sejumlah berbagai tingkat pengalaman. Kita dapat memiliki kriteria lingkungan, kriteria perilaku dan kriteria intelektual serta kriteria berdasarkan emosional . Nilai, di sisi lain, berada pada tingkat logis yang sama seperti keyakinan. Dari perspektif ini, nilai-nilai yang serupa dengan apa yang disebut ‘kriteria inti, core criteria’ dalam NLP.
Bahkan, orang dapat berbagi nilai yang sama seperti ‘sukses’, ‘harmoni’ , dan ‘hormat’, tetapi mereka memiliki bentuk yang sangat berbeda dari bukti untuk menilai apakah kriteria ini telah dipenuhi atau dilanggar. Hal ini dapat menjadi sumber konflik atau kreativitas.

Menyadari bahwa orang memiliki kriteria yang berbeda maka sangat penting untuk menyelesaikan konflik dan mengelola keragamannya. Kontak budaya, merger antara organisasi dan transisi dalam kehidupan seseorang sering membawa isu-isu yang berkaitan dengan kriteria , hierarki kriteria dan ekuivalensi criterial.

Memahami kriteria orang adalah penting bagi sukses mediasi, negosiasi dan komunikasi . Kriteria juga memainkan peran penting dalam persuasi dan motivasi. Identifikasi dan pemanfaatan kriteria adalah elemen kunci dalam banyak teknik NLP dan prosesnya. Ini adalah dasar untuk teknik Hirarki Kriteria, sejumlah ‘Sleight of Mouth Patterns’ merupakan bagian penting dalam format resolusi konflik NLP.

Menetapkan kriteria untuk tujuan pertemuan dan evaluasi kemajuan merupakan aspek penting dari perencanaan dan pengambilan keputusan . ‘Criterial Equivalence’ adalah istilah yang digunakan dalam NLP untuk menggambarkan bukti spesifik dan diamati yang dapat menentukan, apakah kriteria tertentu telah terpenuhi atau tidak?
Orang sering berbeda dalam membaca sistem representasi, tingkat detail dan posisi persepsi yang mereka gunakan untuk mengevaluasi keberhasilan mereka dalam memenuhi kriteria mereka.

Sebuah contoh dari 'hierarki kriteria' akan menjadi orang yang menghargai 'kesehatan' lebih dari 'kesuksesan finansial'. Orang yang seperti itu akan cenderung menempatkan kesehatannya pada urutan ‘pertama’. Orang ini mungkin akan menyusun hidupnya lebih di sekitar kegiatan fisik daripada peluang profesional. Bagi orang yang hirarki kriteria menempatkan ‘kesuksesan finansial’ di atas kesehatan maka mereka akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Ia mungkin mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan fisik dalam rangka untuk beroleh uang dan keuntungan financial yang lebih besar.

Salah satu cara utama untuk memperoleh hirarki seseorang kriteria adalah melalui proses menemukan apa yang dikenal sebagai ‘contoh kontra’. Contoh kontra pada dasarnya merupakan bentuk pengecualian untuk aturan tertentu.

Pertanyaan-pertanyaan berikut menggunakan proses ‘contoh kontra’ untuk mengungkapkan hirarki kriteria seseorang:
1.     Hal yang bisa dilakukan tetapi tidak dilakukan? Kenapa?
Saya tidak akan pergi ke toilet wanita, karena hal itu bertentangan dengan aturan. Saya menempatkan Kriteria = mengikuti ATURAN.

2.     Apa yang bisa membuat saya tetap melakukannya? è CONTOH KONTRA
Saya benar-benar ingin buang air kecil dan sudah tidak bisa saya tahan karena sakitnya. Dan seluruh toilet pria penuh, dan Toilet Wanita terbuka kosong. Saya tetap akan masuk dan mempergunakan Toilet Wanita itu. Saya memanfaatkan krisis yang ada. Saya menomor DUAkan aturan dan menempatkan Kriteria Tinggi untuk KESEHATAN.

Untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam pada Hirarki Kriteria, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

(1)  Apa yang memotivasi Anda untuk mencoba sesuatu yang baru?
(2)  Apa yang akan menyebabkan Anda berhenti melakukan sesuatu?
(3)  Apa yang akan membuat Anda mulai melakukan sesuatu lagi jika Anda berhenti untuk alasan pertanyaan #2?
(4)  Apa yang akan menyebabkan Anda berhenti dan kemudian melakukannya lagi?

Ketika Anda merenungkan jawaban Anda, perhatikan kriteria yang muncul, dan apa yang menjadi prioritasnya? Mungkin Anda akan melakukan sesuatu, Anda merasa menjadi ‘kreatif’, ‘menarik’ atau ‘menyenangkan’.

Kriteria Tingkat #1 ~ Kontra A:
Anda mungkin berhenti melakukan sesuatu yang kreatif, menarik dan menyenangkan. Dan Anda merasa bahwa Anda sedang tidak bertanggung jawab untuk keluarga.
è Kriteria ‘tanggung jawab’ menimpa ‘kreativitas atau menyenangkan’.

Kriteria Tingkat #2 ~ Kontra B:
Anda mungkin, Anda melakukan sesuatu yang Anda pikir yaitu ‘tidak bertanggung jawab’ tetap jika Anda merasa itu ‘tanggung jawab diperlukan untuk pertumbuhan Anda sebagai manusia’.
è Kriteria ‘pertumbuhan’ menjadi lebih tinggi daripada ‘tanggung jawab’ atau ‘menyenangkan’.

Kriteria Tingkat #3 ~ Kontra C:
Denga berpikir lebih masuk ke dalam, Anda akan menemukan bahwa Anda akan berhenti melakukan sesuatu yang ‘diperlukan untuk pertumbuhan Anda sebagai manusia’ jika Anda percaya itu akan ‘membahayakan keselamatan diri sendiri atau keluarga Anda’.
è Kriteria ‘keamanan’ menjadi lebih tinggi dari pada ‘pertumbuhan’

Perhatikan contoh hipotetis berikut ini dengan menggunakan proses pencarian CONTOH KONTRA untuk mengidentifikasi hirarki pelanggan saat membeli minuman.

Q:             Jenis minuman apa yang biasa Anda?
A:             Saya biasa membeli Jus buah.

Q:             Mengapa Jus buah? è Membuat ‘contoh kontra’
A:             Jus buah itu menyegarkan. [Kriteria #1 = rasa segar]

Q:             Pernahkah Anda membeli jenis minuman lain? è Membuat ‘contoh kontra’
A:             Tentu. Saya meminum teh.
Q:             Apa yang membuat Anda memutuskan untuk membelinya teh dalam kemasan dan
bukan jus buah?
A:             Teh dalam kemasan itu lebih murah disbanding Jus buah. [Kriteria #2: Harga]

Q:             Apakah dengan perbedaan harga tersebut itu artinya Anda sedang berhemat sehingga bisa menabung? è Membuat ‘contoh kontra’
A:             Tidak juga. Tetapi setidaknya saya bisa mendapatkan 2 botol dibanding satu kotak jus buah. Dan saya bisa membaginya dengan teman saya untuk satu botol yang lain. [Kriteria #3: Pertemanan]

Q:             Benar. Memang teman baik itu sulit didapat. Sungguh Anda menghargai pertemanan. Apakah ada sesuatu yang membuat Anda termotivasi untuk berbagi Teh dalam kemasan dengan teman Anda? è Membuat ‘contoh kontra’
A:             Iya. Kalau saya baik sama teman. Mereka tentu tidak akan mengatakan bahwa saya orang yang pelit. [Kriteria 4 = Penilaian orang]

(bersambung 2/2)

035C: Values, Criteria & Belief (Part 3 of 3)


Criteria & Criteria Equivalence (3 of 3)

Ketika kita menggunakan kata ‘abstrak’ yang bukan berbasis sensorik, bahasa dapat digunakan untuk menggambarkan apa yang berarti dan penting bagi kita, kita menggunakan kriteria.
‘BAIK’ tidak memiliki arti setelah diverifikasi. Kita menggunakan pengalaman berbasis sensorik untuk menentukan dan menentukan apa yang BAIK bagi kita. Tapi kriteria hanya berguna dalam konteks tertentu. Apa yang BAIK dalam konteks ‘tulisan’ bisa berbeda makna bila di masukan ke dalam konteks mobil, perhiasan atau lukisan. Secara teknis, kriteria setara kompleks kontekstual yang signifikan.

Kita sering menggunakan konstelasi kriteria untuk menentukan kriteria penting. Jadi kita akan menggunakan kriteria seperti: jujur, cerdas dan berani, untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan ‘BAIK’ tentang seseorang.

Mari kita mengambil contoh sederhana. Ambil kriteria ‘MEWAH’ dalam konteks ‘PENA’.
Ketika saya bertanya kepada sahabat saya, apakah pena bermerk ‘PILOT’ disebut mewah? Sahabat saya menjawab, “tidak!”
Tetapi ketika saya tunjukan ‘Mont Blanc’, dengan cepat ia menjawab, “Ya, itu mewah!”
Saya lanjutkan pertanyaan saya, “dari mana Anda tahu?”
Ia menjawab, “karena saya tahu. Saya melihat Mont Blanc logo dengan bintang putih dan saya pernah mendengar bahwa harganya puluhan juta rupiah. Dan saya rasa itu mewah untuk sebuah pena. Karena banyak pula yang bercerita kepada saya tentang enaknya memakai pena itu saat mereka membuat tanda tangan."
Mengapa Anda memiliki definisi dengan kesetaraan kompleks? Padahal itu adalah definisi diri Anda sendiri?

Begitulah KRITERIA yang terhubung dengan KESETARAAN KOMPLEKS. Criterial Equivalence adalah bersifat lebih umum, abstrak dan digital. Perialku Complex Equivalence lebih ANALOG, yaitu: diungkapkan dalam bahasa atau tindakan yang ditunjukan secara visual; mendengar atau merasakan yang akan memuaskan kriteria kita tersebut.

Complex Equivalence

Semuanya dimulai dengan kesetaraan kompleks (CEq) yang terletak di dasar pengalaman model kriteria baru kita. Kompleks kesetaraan adalah proses persepsi. Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk memberikan ‘RASA’ untuk apa yang kita alami. Jadi definisi umum ‘CEq’ adalah pengalaman yang telah diberi makna. Ingat, pengalaman itu sendiri tidak memiliki arti khusus. Makna adalah sesuatu yang membawa dan berlaku bagi manusia untuk mengalaminya.

Di pinggiran persepsi dari dunia kita adalah sensorium tersebut. Jadi kita cenderung untuk terlibat eksistensinya dengan mengatakan, “Saya melihat , mendengar, merasakan , membaui, dan merasakan sesuatu." Kita melakukan ini di luar tubuh kita dan di dalam tubuh kita. Jadi ini merupakan perbedaan bentuk kesetaraan kompleks yang bisa menembus ‘dinding’ antara perilaku eksternal (melihat, mendengar dan merasakan) dengan perhitungan internal, “Saya pikir saya mengerti maksud Anda." Dan keadaan internal, “Ohh, aku cinta ini." Pikiran adalah urutan representasi sensorik, emosi yang dialami sebagai molekul representasi dan atau meta - kinestesis.

Values

Nilai adalah 'tombol panas' yang mendorong perilaku. Apa pun yang Anda lakukan, ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi nilai - meskipun Anda tampaknya tidak menyadari nilai tersebut.

Anda berenang untuk memenuhi nilai meningkatkan kesehatan Anda.
Anda membeli baju baru yang modis untuk memenuhi nilai terlihat baik.

Kebanyakan orang benar-benar ceroboh dalam menggunakan ekspresi kriteria, keyakinan dan nilai-nilai secara bergantian. Tetapi jika Anda melihat di kamus, dan ingat Meta Model dan fungsi Meta Program, itu akan benar-benar sederhana, menurut kamus Webster dalam hal perbandingan:
"Nilai adalah hal yang berkualitas sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai sesuatu yang lebih atau kurang diinginkan, berguna, atau diduga penting. Layak atau tingkat layak."

Jika semuanya adalah nilai yang sama, maka hal itu tidak memiliki nilai. Emas adalah berharga karena langka. Satu hal yang lebih atau kurang berharga daripada yang lain dalam sebuah kontinum, skala, atau spektrum nilai. Dalam istilah NLP, penilaian adalah proses manusia menciptakan hierarki.

Satu pengalaman, atau CEq bisa lebih berharga daripada yang lain. Satu kriteria, pemikiran terdahulu atau keyakinan yang mungkin lebih disukai daripada yang lain. Manusia perlu memiliki hirarki nilai, jika tidak, mereka tidak pernah membuat keputusan.

(end)

035B: Values, Criteria & Belief (Part 2 of 3)


NLP Model dari Struktur Values, Criteria & Belief (2 of 3)

Belief

Keyakinan menjadikan pembatas antara keadaan di luar dengan keadaan di dalam diri seseorang. Keyakinan bisa dianggap sebagai filter pasif yang kita miliki, dan hal ini  memungkinkan kita untuk melihat, mengubah, menghapus atau menggeneralisir dunia luar sesuai dengan kepribadian unik yang kita miliki.

Keyakinan juga berfungsi sebagai pintu, atau filter yang sangat aktif, dan hanya bila kita mengizinkannya maka kita mulai, menafsirkan dan berpendapat tentang hal-hal di luar diri kita, terjadi di luar tembok model tertentu model dunia kita.

Dalam NLP, guru saya selalu membuat perbedaan antara keyakinan sehari-hari dan ‘keyakinan perilaku’, atau mereka yang menghasilkan tindakan nyata. Keyakinan tentu saja, adalah sebuah organisasi dari semua perbedaan atas makna. Pada orang yang mengucapkan kalimat ‘Langit berwarna biru’ itu bisa disebut sebagai keyakinan. LANGIT adalah nominalisasi untuk cahaya yang dibiaskan. WARNA BIRU adalah performatif yang hilang . Presuppostions dalam kalimat ini termasuk keberadaan langit dan warna biru; kalimat ini bukan keyakinan perilaku .
‘Aku suka kalau langit berwarna biru’;pada kalimat ini orang diarahkan untuk mencari langit yang berwarna biru. Kalimat ini menghasilkan perilaku atau tindakan, yaitu mencari.

Keyakinan adalah bahwa Anda dapat menjadi, melakukan, atau memiliki apa pun termasuk apa-apa jika Anda memilih. Jadi apa yang menghentikan Anda mewujudkan impian Anda? Jawabannya adalah tidak nyata: hanya sistem kepercayaan ‘unik’ Anda sendiri. Dan seperti kata Henry Ford, "If you believe you can or you believe you can't, which ever you think, you are right."  Dalam NLP kita berbicara tentang membatasi dan keyakinan yang memberdayakan. Jadi triknya adalah kita bersihkan hal-hal yang membatasi dan memasukan hal-hal positif yang memberdayakan diri Anda.

Keyakinan adalah pikiran yang kita simpan, sadar atau tidak sadar, dan mereka membuat kita menilai dan mengevaluasi tentang kehidupan yang kita jalani. Keyakinan kita seperti halnya saklar ‘on – off’ untuk baik dan buruk, benar atau salah, dan ya atau tidak. Secara sederhana - jika situasi (apa pun) sesuai keyakinan kita maka kita merasa baik. Jika tidak sesuai maka ketidaksesuaian itu membuat kita merasa tidak nyaman. Ini seperti kabel yang tersambung ke dalam sistem limbik, bagian otak primitif kita, dan dikembangkan sebagai indikator yang jelas dari ancaman terhadap status quo diprogram otak limbic tersebut.
Sebuah sistem keyakinan adalah kumpulan sinergis keyakinan terkait dengan sistem nilai kita untuk menjawab pertanyaan ‘Mengapa?’. Dan untuk menemukan alasan, kita perlu pertanyaan ‘Mengapa?’.

Meta Program adalah alat untuk membongkar KEYAKINAN seseorang tentang sesuatu hal. Klasik, pemrograman meta didefinisikan sebagai proses menciptakan sebuah model pola struktural seseorang yang dipergunakan untuk membangun, pemeliharaan, dan memperkuat realitas subyektif mereka, system keyakinan dalam diri mereka. Pola Meta Program mampu menghasilkan dan mempertahankan kesesuaian pribadi secara terus menerus sehingga membetuk kepribadian atau identitas seseorang.

Keyakinan berasal dari pengalaman pribadi dan menjadi referensi menarik. Sebagian pengalaman membentuk keyakinan dan sebagian lagi tidak dan hanya menjadi referensi saja.

Presuppositions

Definisi teknis untuk ‘Presuppositions’ atau prasangka adalah bahwa pernyataan yang masuk akal sehingga model dunia seseorang menjadi terlihat nyata.

Meta Model, Model Milton, Reframing, dan Slight of Mouth Patterns akan mengidentifikasikan bagaimana seseorang mengatur kriteria dan kesetaraan kompleks dalam kehidupan sehari-hari mereka ke dalam bentuk peta linguistic presuposisi.

SLEIGTH of Mouth Patterns

Reframing adalah cara terbaik untuk menangani pertanyaan dan keberatan (dan perubahan keyakinan). Reframe adalah intervensi yang mengubah arti seseorang yang telah dikaitkan dengan bagian tertentu dari informasi. 
Sebagai contoh, harga sebuah produk atau jasa itu sendiri berarti persepsi tentang murah, mahal atau baiknya nilai barang tersebut. Reframing memungkinkan Anda untuk mengubah makna subyektif dalam rangka menciptakan hasil yang tepat untuk presentasi Anda.

‘Sleight of Mouth Patterns’ merupakan pola reframing yang diidentifikasi oleh Robert Dilts dan Richard Bandlers merupakan pola bahasa. Pola ini banyak dipergunakan oleh para komunikator handal. Pola ini banyak digunakan untuk memperkuat keyakinan dan argumen serta mengubahnya. Pola ini diartikan sebagai hal yang logis dan masuk akal bukan tentang bukti, logis meski bukan fakta.

‘Sleight of Mouth Patterns’ merupakan ketrampilan persuasi, kendaraan untuk mereframing keyakinan. Ada 14 pola yang berbeda dari respon terhadap sebuah keyakinan. Sebuah system yang bila Anda dapat kuasai akan memungkinkan Anda untuk membujuk orang lain untuk mengubah keyakinannya. Sederhananya, menjadikan diri Anda memenangkan setiap argument yang Anda sampaikan. Kekuatan pola ini adalah memberikan Anda lebih banyak pilihan dan respon yang fleksibel.

Sleight of Mouth Patterns dibagi menjadi empat tipe dasar:

·       Perubahan makna
·       Mengubah penyebab
·       Perbandingan
·       Mengubah tingkat logis

Contoh kasus: ‘ngeles’ orang yang terlambat masuk bekerja.
Dan Anda mengatakan kepadanya, “Anda terlambat! Ini menunjukan bahwa Anda tidak peduli kepada pekerjaan dan tanggung jawab Anda.”

Kita coba amati bersama 14 ‘Sleight of Mouth Patterns’ nya, benarkah akan seperti ini:
(1)  Reality Strategy (strategi kenyataan):
Bagaimana Anda tahu bahwa terlambat dan kepedulian adalah hal yang sama?

(2)  Model of The World (model dunianya)
Beberapa orang percaya bahwa peduli ditunjukan oleh kualitas pekerjaan dan hasil yang diperolehnya. Dan ini tidak kaitannya dengan kehadiran.

(3)  Counter Example (contoh kebalikan):
Kita semua tahu, siapa yang selalu datang tepat waktu, apakah mereka selalu produktif?

(4)  Intent (maksud dan tujuan):
Tujuan saya tadi untuk datang tepat waktu dan saya peduli akan tanggung jawab dan pekerjaan saya. Dan saya tunjukan itu ketika saya bekerja, meski saya terlambat masuk kantor pagi ini.

(5)  Redefinition (pendefinisian ulang)
Saya tidak terlambat, saya hanya kena macet tadi.

(6)  Chunking up (mencincang ke atas):
Apakah keterlambatan adalah faktor utama dari pencapaian target bulanan?

(7)  Chuking down (mencincang ke bawah):
Bagaimana persisnya bahwa keterlambatan dan kepedulian adalah hal yang sama?

(8)  Metaphor & Analogi (metafora & analogi)
Jika seorang ahli bedah terlambat pulang karena menyelamatkan nyawa seseorang, apakah dia disebut tidak peduli karena ketika pulang istrinya sudah tertidur?

(9)  Another Outcome (hasil yang berbeda):
Seharusnya pertanyaannya diubah! Bukan persoalan mengapa saya terlambat, tetapi berapa banyak saya telah berkontribusi kepada perusahaan?
   
(10)        Consequence (konsekuensi)
Saya terlambat karena saya sedang mencari informasi penting tentang kompetitor. Bagaimana saya bisa dapat informasi kalau saya harus buru-buru masuk kantor?

(11)        Hierarchy Criteria (hirarki kriteria):
Bukankah hasil itu lebih penting dari pada lamanya waktu bekerja?

(12)        Apply to self (menerapkan pada diri sendiri)
Seharusnya hal-hal seperti ini dijelaskan dalam peraturan perusahaan sehingga saya memahaminya dengan benar.

(13)        Changing Frame Size (mengubah ukuran bingkai):
Yang penting lihat hasilnya! Dan itu bisa dibandingkan dengan siapapun mereka yang datang tepat waktu pagi ini.

(14)        Meta Frame (bingkai meta):
Banyak perusahaan yang maju pesat, mereka memberi kelonggaran jam masuk dan mereka menilai berdasarkan kontribusinya.

(bersambung 3/3)
 

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -