Archive for January 2014
22C: Milton Model (Bagian 3/3, selesai)
Universal
Quantifiers
Awalan yang menunjukan jumlah
dari sekumpulan benda dan ini tidak memberikan batasan berapa jumlahnya
(universal).
“Semua orang tahu bahwa jika Anda mau, hal itu dapat Anda capai.”
“Dalam usaha
tidak pernah ada kata menyerah.”
Modal
Operators
MOOD. Mengarahkan mood seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
“Anda DAPAT
mencobanya jika MAU walaupun TIDAK SEHARUSNYA untuk dilakukan.”
“Bisa!”
“Harus!”
“Seharusnya!
“Tidak
seharusnya …!”
“Semestinya!”
“Tidak semestinya…
”
Tags
Questions
Pertanyaan yang ditambahkan
setelah pertanyaan untuk mengarahkan pesan. Pada saat memberikan baik
pertanyaan langsung mau pun tersirat, Anda dapat menggunakan penanda pertanyaan
(tags
question) untuk mengurangi penolakan dari bawah sadar pendengar.
“Tentu Anda
masih dapat mengikuti apa yang sedang kita pelajari, bukan?”
“Ini seperti
yang sedang Anda alami, Benar?”
Lack of
Referential Index
Kalimat tanpa referensi pembicara
atau pendengarnya. Tidak jelas siapa yang mengucapkannya untuk membangun
kedekatan. Indek petunjuk yang tidak jelas.
They = Mereka. It = Ini.
“Saat
ia masuk dalam wilayah kesadaran yang lain.
“Membaca itu
menyenangkan.”
“Setiap orang
bisa berubah.”
Comparative
Deletions
Kalimat perbandingan. Dengan
menghilangkan pembandingnya akan memunculkan efek generalisasi terhadap kondisi
positif yang diinginkan.
Better = Lebih baik; Less = Lebih sedikit More = Lebih banyak
“Mungkin muncul semakin bingung Anda
rasakan semakin baik Anda akan mengerti.
“Saat ini
Anda dapat merasa lebih bahagia.”
“Bagaimana
pun Anda lebih memahami calon pelanggan Anda.”
Pacing
Current Experience
Cara membangun kedekatan.
“Sambil
mendengarkan suara saya, Anda juga bisa merasakan bagaimana kejadian
sebenarnya.”
Double
Blinds
Memberikan pilihan tanpa
memerintah. Ikatan ganda sehingga membuat dilema yang akhirnya mendorong
seseorang untuk bertindak, tidak peduli mana pilihannya, ia akan memilih salah
satunya.
“Mau minum
kopi atau teh?”
Extended
Quotes dan In Quote
Pada keduanya berarti sama-sama
menyampaikan pesan tetapi menggunakan kutipan agar menjadi samar.
“Minggu lalu
saya bertemu dengan orang dan dia mengatakan ini baik buat Anda.”
“Menurut
kawan saya, kondisi trance akan menjadikan diri Anda semakin nyaman.”
“Kata teman
saya, Jono. Jono mengatakan, ”Anda boleh santai sekarang!”
Selection
Restriction Violation
Menempelkan atribut sifat-sifat
manusia, hewan atau benda yang tidak bergerak: Menangis, berteriak, gembira,
diam, mengeras.
“Dan kamu
tahu bahwa DINDING ini dapat mendengarkan apa yang kita bicarakan.”
Ambiguities
Bermakna ganda. Pikiran orang
lain berbeda-beda, membiarkan pendengar untuk menemukan maknanya sendiri.
Pendengar akan memprosesnya menjadi sebuah pesan lebih dari satu cara dan ia
memiliki lebih banyak pilihan sehingga meningkatkan kemungkinan sebuah pesan
diterima dengan lebih baik. Kebinggungan dan kerancuan ini dapat digunakan
untuk menciptakan disorientasi yang bermanfaat saat melakukan induksi.
(a)
Phonological
(fonologi)
Kata-kata
dengan satu kesamaan bunyi tetapi memiliki 2 atau lebih arti.
è BISA = racun dan mampu melakukan. Beruang = memiliki uang dan
binatang
“Para
mekanik sedang menggenggam TANG untuk memperbaiki mesin yang tank-tank yang
rusak.” (sebunyi namun memiliki arti yang jauh berbeda).
“Hari Rabu
si Doel pergi ke Rebo Bank.”
(b)
Syntactic
Pada saat
fungsi sintaksis dari sebuah kalimat tidak dapat secara khusus ditentukan dari
konteknya dengan segera.
“Amir, anak Amir, sakit.” ~ (yang sakit:
Amir?)
“Amir, anak, Amir, sakit.” ~ (3 orang sakit?)
“Amir! Anak Amir sakit.” ~ (yang sakit anak
Amir?)
(c)
Scope
Ketika hal
itu tidak bisa segera diketahui dari kontek linguistiknya hal apa saya yang
termasuk di dalamnya.
“Ia pergi dengan anak dan ibunya yang cantik
itu.”
(d)
Punctuation
ambiguity
Saling
tumpang tindih 2 kalimat yang berbagi 1 kata atau frasa.
“Setelah bertemu adikmu (sekarang) saya minta
Anda jangan marah lagi.”
“Ini bukan cinta (sekedar) cinta biasa.”
Conversational
Postulate
Tidak ada jawaban ya atau tidak,
kecuali tindakan. Untuk membangun dalil pecakapan pertama-tama pikirkan
perilaku yang Anda inginkan agar pendengar melakukan sesuatu. Kemudian buatlah
pertanyaan YA atau TIDAK dengan menggunakan kata-kata: Dapatkah? Mungkinkah?
Apakah? … yang pada umumnya menimbulkan sebuah respon ketimbang jawaban lisan.
Kalimat tanya (kemampuan
Pendengarnya) dengan jawaban Ya atau Tidak.
“Bisakah
Anda menutup pintu itu?”
“Jam berapakah sekarang?” à
Mengapa melihat jam di dinding? Siapa yang menyuruh?
“Dapatkah Anda masuk lebih dalam lagi dalam
trance?”
“Sudahkah pintu itu dikunci?” à Siapa
yang menyuruh memeriksa?
Casual
Linguistic
Dengan menggunakan bahasa kausal
Anda akan mampu membuat transisi atau perpindahan mulus dari kata yang satu
atau pengalaman yang satu ke pengalaman lainnya. Bentuknya seperti jembatan
atar kalimat atau kata, sehingga menjadi mudah dipahami.
(a)
Simple Conjuction
(kata hubung sederhana)
è
Penggunaan kata: Dan, tetapi, namun,
serta, ….
“Anda
sedang merasakan napas Anda dan tubuh Anda merasa semakin nyaman, serta rileks.
(b) Implied Causative (kausatif yang dinyatakan secara
tidak langsung)
è As = saat;
While = sementara; When = ketika; During = selama; After = sesudah; Before =
sebelum; Then = setelah
“Ketika
tangan Anda mulai terangkat saat napas Anda semakin dalam”
(c)
Causative
Predicate (Kata kerja sebab musabab)
è
BERHATI!!! Mengunggunakan kata-kata ini sebab bisa menyebabkan klien Anda
terganggu … karena kepastiannya dipertanyaakan à “AKAN MEMBUAT”
“Anda sedang mendengarkan suara saya,
dan itu akan membuat Anda semakin nyaman”
Embedded
Command
Perintah tersirat adalah bentuk
alternative untuk memberi perintah secara tidak langsung. Anda bisa menempatkan
seluruh perintah di dalam keseluruhan struktur sebuah kalimat dan menekankan
dengan tekanan suara bahwa aspek dari kalimat tersebut merupakan sebuah kalimat
perintah.
“Anda sekarang sudah boleh membuka mata dan
merasa lebih nyaman, sekarang!”
Embedded
Question
Pertanyaan yang tersirat dalam
keseluruhan struktur dari kalimat dan ditempatkan dalam bingkai keingintahuan
pembicaranya.
“Saya ingin tahu, dan saya ragu… “
“Saya ingin tahu, bila Anda tahu, betapa
mudahnya untuk melakukan sebuah tindakan.”
Negative
Commands
Perintah negative digunakan untuk
menyatakan apa yang Anda ingin pendengar lakukan dengan menggunakan bentuk kata
negatif atau berlawanan. Contoh: JANGAN,
TIDAK dan DILARANG!
“Jangan sekali-kali! Dilarang! Anda
masuk lebih dalam keadaan trance lebih dari yang Anda butuhkan, sekarang!”
Ambiguities
Bermakna ganda. Pikiran orang
lain berbeda-beda, membiarkan pendengar untuk menemukan maknanya sendiri.
Wednesday, 8 January 2014
Posted by Excellence Manufacturing Practices
22B: Milton Model (Bagian 2/3)
Non-Specific Verb (bukan kata kerja spesifik)
Kata kerja yang spesifik
adalah kata kerja yang menjelaskan tindakannya dengan jelas dan tidak perlu
dijelaskan atau ditanyakan karena sudah jelas. Non-specific verb atau bukan kata kerja spesifik bila Anda ucapkan
kata tersebut akan memunculkan pertanyaan ‘Bagaimana tepatnya? Apa persisnya?’ Dan
perlu penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
Non Specific Verb: Talk = Say = Berkata
Specific Verb: Explain (menjelaskan),
mumble (ngomel, komat-kamit) , murmur
(berbisik), yell (bersorak, memekik), scream
(berteriak), pronounce
(mengucapkan, melafalkan), confess (mengakui),
admit (mengaku, mengijinkan)
Non Specific Verb: Walk = Go = berjalan
Specific Verb: march (gerakan, berbaris),
strut (jalan dengan pamer, sombong), shuffle
(menyeret
kaki), amble (jalan seenaknya), pace (bolak-balik), stomp (menghentakan kaki),
stride (melangkah), mope (jalan dengan muka muram), trudge (berjalan dengan
susah payah)
Effort = Upaya; Go
= Pergi; Help
= Membantu;
Live = Hidup; Try = Coba;
Connect = Terhubung; Work
= Bekerja; Give
= Memberi;
Send = Mengirim
Think = Berfikir; Explain = Menjelaskan; Belief
= Keyakinan
Remember = Mengingat; Wonder = Kagum; Know = Tahu;
Experience = Pengalaman; Understand = Mengerti
Lean = Kecenderungan; Solution = Solusi; Relate
= Terkait;
Fix = Memperbaiki
Unspecific Noun
Unspecific Noun atau kata
benda tidak jelas atau tidak specifik, namun ketika kata-kata itu disebutkan
menjadikan kita seakan-akan memahami kebendaannya itu.
People = orang; Them = mereka; Sensation
= sensasi;
They = mereka; Place = tempat;
It = dia (benda); Environment = lingkungan;
Things = benda; Certain situation = keadaan tertentu
Normalization
Normalization adalah kata
yang perlu dibedah SIAPA aktornya dan BAGAIMANA tindakan actor tersebut
sehingga menjadi lebih jelas. Pembedaan atau Normalization lebih mudah dikenali
bentuknya dalam bahasa Inggris.
Kata-kata yang berbentuk
Normalization adalah kata bentukan dengan penambahan: …+ion/…+ty/…+ly/…+ment/…+sm/…+ness/…c
… Meskipun demikian dalam bahasa Indonesia pun bisa bisa dikenali
dengan baik ‘Ke…+AN; ‘Pe(r)…+AN’, sederhananya adalah apabila makna dari
kata tersebut tidak bisa Anda sentuh atau Anda masukan ke dalam wadah tertentu.
Motivation = Motivasi; Freedom
= Kebebasan; Gravity = Gravitasi;
Knowledge = Pengetahuan; Compassion = Kasih; Wisdom = Bijaksana;
Balance = Kesimbangan; Intelligent = Kecerdasan; Curiosity = Penasaran
Change = Perubahan; Satisfaction = Kepuasan; Production = Hasil;
Security = Keamanan; Management = Manajemen; Resolve = Pemecahan;
Performance = Pertunjukan; Organization = Organisasi; Resource = Sumber daya;
Economic = Perekonomian; Discipline = Kedisiplinan
Vision = Visi Success = Keberhasilan Creativity = Kreativitas
Achievement = Pencapaian Spirit = Semangat Wellness = Kesehatan
Bentuk Normalization
yang berhubungan dengan state atau keadaan emosi:
Confidence = Percaya diri Extremist = Ekstrimis Respect = Menghormati
Fear = Ketakutan Love = Mencintai Trust =
Percaya
Anger = Kemarahan Patient = Kesabaran Hohor = Kehormatan
Humor = Kelucuan Kindness = Kebaikan Relax = Rileks
Casual Modeling (model
sepintas lalu, sambil lalu)
… and … and … and… (dan… dan… dan…)
.. as, after, while, before, while …
(..seperti, setelah, ketika, sebelum, saat…)
…make, cause, effect, produce, results …
(membuat, sebab, akibat, memproduksi, hasil)
Fractionation Model (model
memisahkan)
This(ini)…. … That (itu) …
Here (di sini) … There (di sana) ….
Apart (sebagian) … apart (sebagian lagi)
…
Conscious mind (pikiran sadar) …
unconscious mind (bawah sadar) …
Now (saat ini) … later (nanti) …
Mind reading
Seolah-olah Anda mampu membaca
pikiran dengan menembus filter kawan bicara.
“Saya tahu
bahwa Anda saat ini sedang berfikir tentang apa yang sedang kita bicarakan saat
ini.”
Lost Performative
Menghilangkan sumber asal kalimat
dan pelakonnya.
“Tak ada
hasil tanpa usaha yang baik. Jika belum berhasil itu bukan berarti gagal, kan?”
“Merupakan
hal yang baik jika Anda mempraktikan apa yang Anda telah baca.”
Cause and
Effect
Menghubungkan sebuah prilaku yang
akan berpengaruh terhadap sesuatu, kadang-kadang hampir tidak ada hubungan
antara perilaku dan pengaruhnya, tetapi pengaruhnya tetap sama.
“Anda akan
mendapatkan hasil yang maksimal jika Anda mau melatih diri Anda.”
“Berlatihlah
dengan giat karena yang demikian membuatmu menjadi terbiasa.”
Complex
Equivalence
Membuat satu hal menjadi sama artinya dengan hal yang lainnya.
Membuat satu hal menjadi sama artinya dengan hal yang lainnya.
“Jika
melakukannya tanpa persiapan, itu sama saja dengan bunuh diri.” (benarkah sama dengan
bunuh diri akibatnya???)
“Membaca
satu Koran sama dengan membaca lima buah buku.”
Presupositions
Asumsi. Asumsi yang dapat
diterima dan akhirnya mengarahkan prilaku yang diharapkan.
Tujuan dari presupposition adalah
untuk membatu orang lain dalam mengindentifikasikan asumsi-asumsi dasar yang
bisa jadi memperdangkal model dunianya dan alternatif-alternatif untuk
menghadapinya.
Aturan dalam mengidentifikasikan
presupposition adalah dengan MENEGATIFKAN kalimatnya lalu Anda perhatikan,
apakah masih tetap benar?
Contoh:
Andi pergi ke pasar è Andi dan Pasar = ada. Bila Anda negatifkan menjadi à
Andi tidak pergi ke pasar è FAKTANYA: Andi tidak pergi ke pasar, dan Andi masih ada dan juga
pasarnya pun masih tetap ada. Tidak ada yang hilang dan dipertanyakan lagi.
Presupposition adalah salah satu
pola ampuh dalam berbahasa ketika digunakan oleh seorang komunikator yang
menginginkan kata-katanya tidak dipertanyakan lagi oleh pendengarnya.
(1) Anak kalimat
penunjuk waktu = Subordinate Clauses of
Time
Before =
sebelum After =
sesudah Since = sejak
During =
selama While = ketika When = kapan
Prior =
lebih dahulu
“Sampai sore
nanti Anda akan belajar banyak hal.”
“Sesudah Anda duduk dikursi ini, Anda dapat
masuk ke dalam trance."
“Saat Anda mendengar suara saya, mengamati
perasaan nyaman Anda itu, maukah Anda masuk ke dalam trance yang lebih jauh
dalam sebelum Anda makan malam.”
(2) Penggunaan
kata ‘ATAU’
Kata ‘ATAU
dapat dipergunakan untuk memperkirakan (presupposition) bahwa paling tidak satu
dari beberapa alternative akan terjadi atau dilakukan.
“Saat Anda merasakan napas Anda keluar ATAU
masuk, rasakan perasaan nyaman di tubuh Anda itu.”
“sebelum ATAU sesudah Anda duduk di kursi
ini, Anda dapat merasakan kenyamanan yang dalam.”
(3) Angka-angka
urutan = Ordinal Numerals
First =
pertama-tama Second = kedua …
“Pertama-tama, Anda dapat menyadari bahwa
pada tarikan napas yang kedua Anda akan mampu mengalami kembali pengalaman
terakhir Anda masuk dalam trance yang dalam.”
(4) Kata kata kerja
penunjuk kesadaran = Awareness Predicative
Know = tahu Realize = menyadari Aware = sadar
See =
melihat Recognize = mengenali Notice = mengetahui
“Anda
mungkin tahu… Anda menyadarinya… sadar bahwa…”
“Tahukan
Anda bahwa mata Anda sedang terpejam? Anda mungkin menyadari bahwa trance Anda
sudah semakin dalam.”
Posted by Excellence Manufacturing Practices
22A: Milton Model (Bagian 1/3)
Milton Model
Model Milton adalah bentuk hipnoterapi berdasarkan pola bahasa untuk komunikasi hipnotis dari Milton Erickson sang pakar hipnoterapis. Milton model mengambarkan "cara menggunakan bahasa untuk mendorong dan mempertahankan keadaan trance yang menghubungkan sumber daya tersembunyi dalam kepribadian kita atau subconscious.
Model Milton adalah bentuk hipnoterapi berdasarkan pola bahasa untuk komunikasi hipnotis dari Milton Erickson sang pakar hipnoterapis. Milton model mengambarkan "cara menggunakan bahasa untuk mendorong dan mempertahankan keadaan trance yang menghubungkan sumber daya tersembunyi dalam kepribadian kita atau subconscious.
Komunikasi model Ericksonian
adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan ke alam sadar melalui moda
linguistic dan pesan lainnya ke alam bawah sadar melalui moda non-linguistik.
Moda non-linguistik misalnya: PENANDA Analog (analog marking), dapat dilakukan dengan menggunakan perubahan
kualitas suara, intonasi, cepat atau lambatnya lagu, dan jeda serta gerakan
tubuh tertentu, contohnya mengangkat alis atau mengerakan bibir. Meski tanpa
suara, namun itu bisa mengandung arti pesan tertentu. Hal itu untuk menandai
pesan yang Anda sampaikan.
Perbedaan Meta Model dengan
Milton Model
Seperti telah dibahas dalam NLP Model Komunikasi, kita
cenderung melakukan proses pemfilteran dalam merespon stimulus yang masuk ke
dalam diri kita dengan cara mendistorsi, menyamaratakan dan penghapusan.
Pada teknik Meta Model
terdahulu, kita telah membicarakan bagaimana kita mengungkap ‘Deep Structure’
atau bawah sadar ke atas permukaan dalam keadaan sadar ‘Surface Structure’
dengan cara META MODEL.
Milton Model adalah teknik
yang terbalik dari Meta Model. Milton Model merupakan terobosan dalam
hipnoterapi pada umumnya dan Milton Erickson melakukannya secara unconscious.
Tiga hal penting pada bahasa Milton Model:
(1) Mengikuti dan mengarahkan realitas klien pada saat
itu.
(2) Mengacak pikiran sadar (conscious mind).
(3) Mengakses pikiran bawah sadar (unconscious mind) dari
sumber daya yang telah ada pada klien.
Meta Model
|
Milton
Model
|
Memperjelas kalimat dan
bahasa klien
|
Mengaburkan dan
menyamaratakan kalimat dan bahasa klien
|
Bergerak dari bawah sadar
ke permukaan pikiran sadar
|
Bergerak dari permukaan
sadar ke bawah sadar
|
Menggali contoh-contoh agar
lebih jelas dan terperinci
|
Menggali dan menampilkan
pengertian umum
|
Bertujuan memunculkan
kembali pengalaman klien yang terkubur dalam bawah sadar ke permukaan pikiran
sadar
|
Bertujuan mengakses sumber
daya dalam pikiran bawah sadar
|
Mengusahakan agar klien
lebih focus pada hal-hal diluar dirinya sehingga klien dapat keluar dari peta
mentalnya
|
Mengajak klien agar focus
pada system internal dalam dirinya
|
Tahapan pembelajaran menurut
Milton Erickson:
· Tidak sadar, tidak tahu
· Sadar, tidak tahu
· Sadar, tahu
· Tidak sadar, tahu
Model Milton memiliki tiga
aspek utama:
· Pertama, untuk membantu membangun dan memelihara
hubungan baik atau rapport dengan klien.
· Kedua, membebani dan mengalihkan perhatian pikiran
sadar sehingga komunikasi bawah sadar dapat diutilisasi untuk mencapai outcome
tertentu.
· Ketiga, untuk memungkinkan interpretasi atau
kemungkinan dalam kata-kata yang ditawarkan kepada klien sehingga klien dapat
menemukan lebih dari dua opsi, sebab dua opsi artinya double blind atau ikatan
ganda, menjadikan klien tidak lagi berdaya. Dengan munculnya alternative ketiga
atau lebih, maka klien menjadi lebih berdaya dalam memilih tindakannya untuk
mencapai outcome.
#1: Hubungan Baik atau Rapport
Aspek pertama, membangun hubungan, atau empati, dilakukan untuk mencapai komunikasi yang lebih baik dan responsif. NLP mengajarkan 'mirroring' atau pencocokan bahasa tubuh, postur, pernapasan, predikat dan nada suara suara. Hubungan merupakan aspek 'menerima dan memberi, ulang alik, dua arah' antara Anda dan klien. Kemudian setelah itu Anda baru bisa mengarahkan atau leading setelah pacing terlebih dahulu.
Aspek pertama, membangun hubungan, atau empati, dilakukan untuk mencapai komunikasi yang lebih baik dan responsif. NLP mengajarkan 'mirroring' atau pencocokan bahasa tubuh, postur, pernapasan, predikat dan nada suara suara. Hubungan merupakan aspek 'menerima dan memberi, ulang alik, dua arah' antara Anda dan klien. Kemudian setelah itu Anda baru bisa mengarahkan atau leading setelah pacing terlebih dahulu.
O'Connor & Seymour dalam
bukunya "Introducing NLP" menggambarkan hubungan sebagai 'tarian
harmonis', perpanjangan dari keterampilan alam dalam mirroring namun tetap
mewaspadai kenyamanan kawan komunikasi agar tidak terlihat seperti mimikri.
Sebab mirroring yang berlebihan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan rusaknya
hubungan baik.
#2: Perhatian saat kondisi sadar
Aspek kedua dari model milton adalah bahwa ia menggunakan ambiguitas atau kerancuan dalam bahasa dan komunikasi non-verbal. Ini mungkin juga dapat dikombinasikan dengan ketidakjelasan ketika yang muncul adalah batas-batas makna yang tidak jelas. Penggunaan ambiguitas dan ketidakjelasan mengalihkan pikiran sadar seperti mencoba untuk bekerja di luar apa yang dimaksud dan memberikan pikiran bawah sadar kesempatan untuk lebih berdaya.
#3: Komunikasi tidak langsung
Aspek ketiga dari model Milton adalah bahwa hal itu sengaja dikaburkan dan metaforis untuk tujuan mengakses pikiran bawah sadar.
#2: Perhatian saat kondisi sadar
Aspek kedua dari model milton adalah bahwa ia menggunakan ambiguitas atau kerancuan dalam bahasa dan komunikasi non-verbal. Ini mungkin juga dapat dikombinasikan dengan ketidakjelasan ketika yang muncul adalah batas-batas makna yang tidak jelas. Penggunaan ambiguitas dan ketidakjelasan mengalihkan pikiran sadar seperti mencoba untuk bekerja di luar apa yang dimaksud dan memberikan pikiran bawah sadar kesempatan untuk lebih berdaya.
#3: Komunikasi tidak langsung
Aspek ketiga dari model Milton adalah bahwa hal itu sengaja dikaburkan dan metaforis untuk tujuan mengakses pikiran bawah sadar.
Hal ini digunakan untuk
melunakkan model meta dan membuat saran tidak langsung. Sebuah saran langsung
hanya menyatakan apa yang diinginkan, misalnya, "ketika Anda berada di
depan dan berbicara kepada peserta training,
Anda tidak akan merasa gugup".
Sebaliknya saran yang tidak
langsung memungkinkan otoritas sadar menjadi berkurang dan memberikan
kesempatan untuk berinterpretasi berbeda, misalnya, "Ketika Anda berada di
depan peserta, Anda mungkin menemukan diri Anda merasa percaya diri".
Contoh ini mengikuti metode
tidak langsung meninggalkan kedua waktu tertentu dan tingkat kepercayaan diri
yang tidak ditentukan.
Mungkin dibuat bahkan lebih
tidak langsung dengan mengatakan, "ketika Anda datang dan memutuskan untuk
berbicara di depan peserta pelatihan, Anda mungkin menemukan perasaan Anda
sudah berubah." Pilihan berbicara di depan peserta pelatihan, waktu yang
tepat dan kemungkinan mendapatkan tanggapan terhadap seluruh proses yang
dibingkai dengan bahasa tidak tepat atau dikaburkan atau rancu dan itu memberikan
klien kesempatan untuk mengisi rincian halus.
Saat kita memiliki pengalaman
dan menjadi semakin ahli sejatinya kita menjadi tidak sadar bahwa kita telah
mengetahui kemampuan kita dan inilah yang dimaksud sedikit isi dan lebih banyak
berproses.
Kata-kata tidak bisa mengubah
seseorang, pengalamanlah yang mengubah dirinya. Sebab setiap orang tidak ingin
mengalami hal buruk untuk kedua kalinya dan dari kesalahannya dirinya menjadi
belajar agar tidak terjadi hal buruk di kemudian hari. Demikian juga untuk hal
baik. Seseorang belajar dari sukses yang didapatkannya dan bahkan dirinya
mempelajari cara-cara orang lain dalam mencapai sukses. Berdasar pengalaman
baik mencoba diulangnya dan ketika dirinya sadar bahwa caranya tidak lagi
memberikan hasil baik, dirinya belajar tentang proses dan berupaya untuk
meningkatkan hasil agar bisa didapatnya.
Kata-kata merupakan jangkar
peta mental kita. Kata-kata memiliki pengaruh besar pada peta mental seseorang.
Seseorang memproses sebuah intruksi didasarkan atas pengalaman di masa lalunya.
Kita mengambil apa yang kita rasa penting dan kemudian kita mengolahnya.
Setelah itu kita menempatkannya sebagai dasar tindakan di masa depan pada
keadaan, tempat dan kejadian yang mungkin bisa diaplikasikannya. Pengetahuan
atas pengalaman yang kita lakukan untuk memperoleh hasil yang kita rasa
penting.
Hal-hal yang bisa dipelajari dari pengalaman Milton
Erickson tentang bahasa non-verbal dan fisiologi dalam proses berkomunikasi
yang diungkap oleh Dr. Sidney Rosen dalam bukunya My
Voice Will Go with You: The Teaching Tales of Milton H. Erickson:
(1) Mengakses keadaan emosi seseorang dari fisiologinya
Seseorang yang berada di dapur untuk
menikmati kopinya kemudian dia berkata kepada Anda bahwa bossnya sungguh
menyebalkan. Bila saja Anda tanggapi perkataannya tersebut, mungkin orang itu
akan terus mengalir dengan kata-kata keluhannya. Namun dalam beberapa saat
ketika dia kembali bekerja ke mejanya, emosinya kembali normal saat berbicara
dengan atasannya tersebut. Dia bisa menyimpan rasa sebalnya. Mengapa? Apakah
karena keadaan emosinya menjadi berubah karena fisiologinya atau keadaan
fisiknya berubah?
(2) Nada suara atau tonality
Orang yang marah cenderung menggunakan
nada suara yang tinggi. Anda mungkin akan merasa terganggu dengan nada tersebut.
Anda mungkin akan tertawa ketika melihat seorang yang marah dengan menggunakan
nada yang melo, karena Anda merasa hal itu tidak selaras. Nada suara sungguh
bisa mempengaruhi keadaan komunikasi Anda. Maka berlatih mempergunakan nada
suara yang tepat dapat mempengaruhi seseorang.
(3) Gambar yang ditangkapnya saat berkomunikasi
Seseorang
yang murung bisa saja dengan tiba-tiba tertawa karena cerita Anda yang berhasil
memunculkan gambar baginya yang membuatnya tertawa. Atau cerita Anda tentang
keadaan kesejukan pemandangan pegunungan dan berhasil ditangkap dalam gambar
oleh seseorang, dan menjadi mungkin orang tersebut menjadi terpengaruh oleh
keadaan itu.
Pola-pola bahasa ‘Milton
Model’ membuat pengguna mampu berkomunikasi secara tidak langsung dengan
unconscious mind untuk mengindari penolakan, serta membantu pendengar dalam
memilih bagain-bagian mana dari komunikasi yang hendak direspon.
KOMUNIKASI adalah…
(1) Kita semua perlu berkomunikasi, kita tidak bisa tidak
berkomunikasi
(2) Maksud dari berkomunikasi adalah mendapatkan respon
yang Anda inginkan
(3) Tubuh, pikiran dan jiwa adalah satu kesatuan system
(4) Tidak ada kegagalan yang ada adalah pembelajar
(feedback)
Posted by Excellence Manufacturing Practices