- Back to Home »
- Chunking , Goal , Neuro Logical Level , Outcome Framed »
- 14: Chunking, Mencindang Ide Anda
Posted by : Excellence Manufacturing Practices
Wednesday, 2 October 2013
"Anda tidak bisa memakan Ayam bakar satu ekor sekali telan. Anda perlu memotong, mengiris dan mencincangnya untuk bisa menikmati Ayam bakar dan kemudian menelannya." *Chunking, Mencincang!
Bila Anda mendati sebuah laci meja yang isinya penuh dan
tidak tertata, bagaimana cara merapihkannya? Dipilah? Dikelopokan? Dikelompokan
menurut besar, berat atau sensitivitasnya?
Sebuah visi dari pemilik bisnis, beliau melihatnya jangka
panjang, 3 hingga 5 tahun ke depan bahkan bisa lebih jauh lagi 25 tahun.
Bagaimana caranya menjadikan target tahunan? Bagaimana sebuah target tahunan
penjualan dipecahkan menjadi target bulanan dan mingguan?
Kita tidak mungkin memakan ayam panggang dalam bentuk utuh.
Ayam tersebut dipotong-potong kecil sehingga mudah untuk diambil ke atas
piring. Dan potongan ayam itu pun perlu dipotong lebih kecil lagi agar dapat
dinikmati rasanya dan kemudian diproses dalam mulut, hingga pencernaan.
Isi pikiran kita juga demikian. Informasi yang masuk akan
sulit dikenali kembali bila tidak dipotong-potong dalam pemahaman kecil. Tugas
yang besar hanya akan bisa diimplementasikan bila tugas tersebut dipecahkan
menjadi tugas-tugas kecil yang berbentuk aktivitas-aktivitas harian, jam atau
yang penting dikerjakan hari ini.
Misalnya Anda
merencanakan liburan akhir tahun bersama keluarga ke luar negeri. Anda tentu
tidak langsung go show. Dimulai dari rencana
tempat tujuan, menabung, pemesanan hotel, pembelian tiket, kelengkapan anak,
dst.
Berbicara tentang
chunking kita mengacu kepada ukuran sepotong informasi. Beberapa orang ingin
memiliki rincian lebih kecil, mereka masuk ke dalam potongan mikro, mereka
masuk ke detail terbaik yang dia bisa.
Beberapa orang
ingin memiliki gambaran yang lebih besar, mereka ingin berbicara lebih banyak
tentang apa tujuan dan di mana kita akan pergi. Mereka tidak menyukai hal-hal
detail. Mereka lebih menyukai gambar besar, bukan mikro.
Jadi chunking sangat penting untuk
dipergunakan dalam berkomunikasi.
Ketika seseorang
memiliki masalah sering kali solusinya terletak pada ukuran potongan. Namun
kadang-kadang orang tersebut terjebak dalam rincian masalah, mereka perlu melihat
hutan untuk menemukan pepohonan, mereka perlu melihat gambar besarnya, terbang
sehingga tercipta heli-view, sehingga
mereka dapat keluar dari masalah. Seperti seorang yang terjebak dalam labirin,
akan sulit keluar dari lorong tersebut, tetapi bila mereka bisa terbang dan
melihat gambar labirin tersebut, mereka akan dengan mudah menemukan jalan
keluar.
Dan sebaliknya ada
beberapa orang yang hanya melihat gambaran besar tetapi tidak mampu
menterjemahkannya ke dalam rincian tugas, sehingga menjadi sulit untuk
dikerjakan.
Chunking memiliki
arti mengorganisir atau membagi beberapa pengalaman ke dalam bagian-bagian yang
lebih besar atau lebih kecil.
Chunking up
melibatkan perpindahan ke level informasi yang lebih luas dan lebih abstrak.
Chunking down
melibatkan perpindahan ke level informasi yang lebih spesifik dan konkrit.
Chunking laterally
(Sideway) melibatkan menemukan contoh lain pada level informasi yang sama.
CHUNKING DOWN ==>
Merinci sebuah gambar besar
Mencingcang ke bawah. Contohnya MOBIL.
Dicincang ke bawah menjadi: body, pintu, spion, karpet, as
roda, roda, pedal rem, pedal gas, kopling, dst…
Goal yang besar dapat di-chunking down menjadi gugusan
tindakan sehingga mudah dipahami, ditindaklanjuti dan dilaksanakan sehingga
akhirnya goal tersebut dapat dicapai.
CHUNKING UP ==>
Membuat proposal persetujuan
Hal-hal rinci juga dapat dihimpun dan menjadikan sebuah hal
besar. Rencana-rencana harian, menjadi mingguan, bulanan, tahunan, dst…
Seorang buta yang miskin bertemu dengan Malaikat pembawa
rejeki. Malaikat berkata kepadanya, “silakan kamu minta satu permintaan. Hanya
satu. Kasihan engkau telah hidup enam puluh tahun dalam kegelapan.”
“Baik, sang Malaikat. Ijinkan saya berfikir sejenak,
permintaan apa yang akan saya ajukan kepada sang Malaikat.” Dalam hati si Buta
terjadi dialog internal yang hebat.
“Pengelihatan? Bukan pengelihatan yang aku inginkan. Uang
yang banyak? Bukan uang, uang bisa habis? Harta? Wanita? …” Akhirnya setelah
berfikir lama, si Buta menyampaikan keinginannya. “Ya, malaikat… aku ingin
meminta, satu saja. Aku ingin melihat semua buyutku sedang makan makanan yang
lezat di dalam sebuah rumah yang megah dengan segala isinya, tanpa kekurangan
sesuatu apapun.”
Cerita orang buta tadi mempergunakan pendekatan pikir
CHUNKING UP. Mengambil gambar besar sebagai permintaannya, setelah memikirkan
hal-hal kecil yang diinginkannya.
CHUNKING LATERAL,
PARALEL atau SIDEWAY ==> Membuat contoh dan
penjelasan
Adalah bentuk mencacah ke samping. Contoh ketika Anda
membicarakan alat transportasi, maka akan tersusun deret: mobil, truk, bis, kereta,
kapal, pesawat, perahu, dst…