Best Manufacturing Practices

Posted by : Excellence Manufacturing Practices Saturday, 21 September 2013

Silakan duduk dengan rileks dan nyaman. Kemudian coba Anda ingat-ingat dengan ringan ke suatu peristiwa yang paling mengesankan Anda atau peristiwa lucu, menggembirakan, atau mungkin menakutkan. Biarkan ingatan itu melayang di atas pikiran kita.
Perlahan-lahan sekarang Anda munculkan bayangan dan gambar peristiwa itu seakan-akan anda mengalami lagi dengan sangat nyata. Anda mendengarkan suara-suara yang ada di sana, hembusan anginnya, mata Anda melihat keadaan dan menjadi semakin tampak nyata. Anda menjadi bisa merasakan suasana itu dengan segenap indera yang Anda miliki.

Sekarang entah bagaimana caranya, tiba-tiba Anda seperti melihat peristiwa itu ada di dalam layar bioskop. Anda duduk menikmati film tentang peristiwa diri Anda sendiri. Bisa?

Adakah sensasi perasaan atau pengalaman yang berbeda antara kedua keadaan tersebut?
Kondisi pertama dinamakan asosiasi, Anda terasosiasi dengan keadaan tersebut, menyatu, dimana Anda masuk ke dalam suatu kondisi dan Anda mengalaminya sendiri.
Kondisi kedua di sebut dengan disasosiasi, dimana Anda melepaskan diri dari kondisi tersebut dan memandang dari sudut pandang orang ketiga.
 
Orang yang berada dalam keadaan asosiasi akan akan mengakses memorinya baik itu di masa lalu, masa sekarang, ataupun di masa yang akan datang, melalui VAKOG (panca inderanya) sendiri secara penuh, seperti: melihat dari mata sendiri, mendengar dari telinga sendiri, merasakan sendiri, mencium dari hidung sendiri dan mencecap dengan lidah sendiri.
Untuk mengetahui bagaimana asosiasi bekerja, silakan Anda coba melakukan latihan sederhana sebagai berikut:
·       Coba bayangkan suatu kejadian yang sangat membahagiakan bagi Anda, misalnya: kelahiran anak pertama, mendapatkan rumah impian, mendapatkan kejutan di hari ulang tahun, dan lain sebagainya.
·       Masuk kembali dalam pengalaman tersebut dan lihat dari mata Anda sendiri, dengarkan dari telinga Anda sendiri, dan rasakan apa yang Anda rasakan saat itu.
·       Ulang beberapa kali sampai Anda mendapatkan feel-nya. Dari skala 0 s/d 10 (0 paling rendah dan 10 paling tinggi) di angka berapa emosi Anda setelah melakukan asosiasi diatas?
·       Untuk hasil asosiasi yang bagus adalah apabila angkanya berada di titik optimum (10) atau mendekati angka 10.

Asosiasi dapat membuat Anda mengalami sepenuhnya pengalaman atau kejadian baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi (misalnya visualisasi pencapaian impian) melalui seluruh panca indera Anda. Proses kebalikan dari Asosiasi adalah Disosiasi.

Orang yang berada dalam keadaan disosiasi akan mengakses memorinya baik itu di masa lalu, masa sekarang, ataupun di masa yang akan datang melalui VAKOG (panca inderanya) sendiri dari kejauhan. Dalam hal ini, orang tersebut akan melihat dirinya dari kejauhan ibarat melihat fotonya sendiri.

Untuk mengetahui bagaimana disosiasi bekerja, coba lakukan latihan berikut ini.
·       Coba pilih pengalaman atau kejadian yang kurang menyenangkan. Saran saya pilihlah pengalaman yang emosinya tidak terlalu intens karena ini hanya sebatas latihan, misalnya kesal karena teman terlambat. Jangan memilih kejadian yang memiliki emosi yang intens seperti kehilangan orang yang dicintai, fobia, dsb. kecuali Anda didampingi oleh seorang NLP Practitioner yang berpengalaman.
·       Masuk kembali dalam pengalaman tersebut dan lihat diri Anda dalam kejadian tersebut seperti Anda melihat foto Anda. Sama halnya juga dengan apa yang Anda dengarkan, seolah-olah mendengar dari kejauhan.
·       Apabila Anda melakukan hal ini dengan benar maka emosi yang dirasakan tidak akan terlalu intens karena proses pembuatan jarak antara (emotional detachment). Apabila menggunakan skala seperti yang disebutkan sebelumnya diatas, emosi ideal yang dirasakan dalam posisi disosiasi adalah mendekati nol. Disosiasi sangat membantu dalam menangani emosi negatif, seperti stres, sedih, kecewa, dsb.

Virginia Satir adalah seorang family therapist yang sangat piawai dalam menggunakan linguistic-nya dalam membantu seorang klien yang mengalami masalah dalam hidupnya. Ia sering menggunakan kata-kata sebagai berikut:
“Coba lihat diri Anda yang sedang mengalami masalah tersebut”.
Seketika itu juga, klien yang tadinya sangat terasosiasi dengan masalahnya berganti menjadi posisi disosiasi (melihat dirinya dari kejauhan) dan emosi negatifnya menjadi berkurang.

Lebih lanjut lagi, Bandler (The Father & Co-creator of NLP) menggunakan posisi disosiasi, bahkan sampai triple dissociation (tiga kali disosiasi), dalam melakukan terapi terhadap orang-orang yang memiliki fobia. Tujuannya adalah untuk melemahkan emosi negatif karena orang-orang yang fobia akan mengalami emosi negatif yang sangat intens pada saat mengunjungi kembali pengalaman fobianya tersebut. Dengan cara ini proses terapi berlangsung dengan sukses.

Multiple-Perpsektif adalah keadaan di mana Anda menempatkan diri Anda pada tiga posisi berbeda. Anda bisa berada pada posisi 1, 2 dan 3. Bila Anda memiliki kemampuan lebih, Anda mampu melakukannya ketiga keadaan tersebut sama seperti Anda gambar atau film.

Tujuan dari Multiple-Perspektif adalah Anda akan dapat melakukan perubahan sudut pandang sehingga suatu permasalahan bisa Anda liat dengan lebih obyektif.

POSISI #1: SELF (Diri Sendiri)
Anda melihat, mendengar dan merasakan dengan diri Anda. Anda terlibat emosi secara langsung. Anda berbicara dan melihatnya langsung. Jika Anda larut begitu dalam, maka Anda akan berada pada keadaan egois, ego sentris yang kuat. Self position seperti ini akan berguna bagi Anda yang sedang mengupayakan pencapaian hasil atas diri sendiri. Atau Anda sedang berusaha mencapai tujuan yang Anda harapkan.

POSISI #2: OTHER (Menjadi orang lain)
Anda melihat, mendengar dan merasakan dengan perspektif diri Anda terhadap keadaan di luar Anda. Anda berempati terhadap keadaan orang lain sampai Anda bisa masuk ke dalam keadaannya. Anda menyatu tetapi kejadian itu bukan milik Anda. Seperti ketika Anda mendapati sahabat Anda yang lulus ujian atau mendapatkan hadiah besar. Anda ikut bisa merasakan kegembiraan yang terjadi. Anda bisa mengetahui apa yang diyakininya, apa yang terjadi padanya, Anda bisa memahami nilai-nilai yang dianutnya. Celakanya karena larutnya diri Anda, Anda bisa lupa siapa diri Anda; bahkan pada keadaan sedih, Anda menjadi sama tidak berdayanya denga orang yang sedang bersedih. Ketika orang tersebut binggung, Anda pun bisa ikut binggung.
Kegunaan dari memposisikan diri Anda menjadi orang lain adalah Anda menjadi mampu memahami pikirannya, apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya, apa yang diucapkan dan keyakinan yang dimilikinya.
Keahlian Anda masuk ke dalam posisi kedua ini menjadikan diri Anda disenangi, Anda unggul dalam membangun hubungan baik (rapport).

 POSISI #3: OBSERVER
Anda bisa melihat, mendengar dan merasakan suatu keadaan pada jarak tertentu. Anda terdisasosiasi. Anda bisa mengerti tetapi belum tentu menyatu dan bisa jadi Anda tidak sesensitif Posisi kedua. Anda bisa melihat dan Anda bisa membedakan apa yang Anda lihat. Anda bisa mendengar dan Anda bisa membedakan suara tersebut. Anda bisa merasakan tetapi sekaligus bisa melepas perasaan tersebut. Dengan begitu Anda menjadi mampu menangkap gambar besarnya. Jika Anda tersesat di tengah hutan Anda masih bisa melihat pepohonan, melukan analisa perbandingan dan arah jalan keluar. Anda bisa mengambil jarak, mendekati atau menjauhi. Anda bisa menganalisa dengan lebih jernih dengan sumberdaya yang Anda miliki.
Sebagai observer Anda bisa melihat diri Anda seperti orang lain melihat Anda. Anda bisa melakukan dialog hingga self coaching terhadap diri Anda sendiri.
Kekurangan dari posisi ketiga ini adalah Anda menjadi kurang sensitif, dingin bahkan kurang responsive.

Sebagai NLP practitioner Anda menjadi mampu memerankan ketiga posisi itu secara sadar dan tidak larut ke dalam. Karena sebagai people helper atau ketika membantu orang lain atau terapis, Anda perlu masuk dan bersinggungan dengan peta model orang lain tetapi tidak terperosok masuk sehingga tidak bisa keluar dari kubangan masalah yang ada.

Ini adalah cara memakai sepatu orang lain ke kaki Anda. Anda menjadi berpengalaman memerankan diri Anda ke dalam peta dunia orang lain.


Dengan mengetahui cara kerja asosiasi dan disosiasi maka kita dapat menggunakannya dalam konteks yang tepat. Untuk konteks yang bahagia dan menyenangkan maka asosiasi adalah pilihan yang tepat.
Namun, apabila dalam konteks yang kurang bahagia dan kurang menyenangkan maka disosiasi adalah pilihan yang paling tepat agar kita tidak merasakan emosi yang terlalu intens dalam hal ini.

Apakah Anda sudah dapat membedakan dan menggunakan asosiasi dan disosiasi secara tepat?

Di dalam NLP Presupposition mengatakan: BODY (fisiologi), MIND (pikiran) & SOUL (emosi) adalah merupakan satu kesatuan. Bila fisiologi atau tubuh Anda bergerak, maka pikiran dan emosi Anda pun ikut bergerak.

Ecology atau keselarasan dimaknai dengan keseimbangan fisiologi, pikiran dan emosi. Munculnya perasaan damai, relaks dan tenang. Tetapi ada juga jenis pribadi yang memiliki kemampuan ecologi negatif, yaitu selaras antara fisiologi, pikiran dan perasaan meski dirinya melakukan sesuatu yang buruk. Demikian juga mereka yang menekuni seni peran, sebagai pemain sandiwara dirinya mampu memerankan keselarasan, meski dalam dirinya secara internal ada pergolakan ekologis.

Ubahlah salah satu dari ke tiganya maka Anda akan mengalami pergeseran pemaknaan terhadap suatu keadaan. Seseorang yang sedang bersedih dan menangis kemudian Anda pergoki dia, maka menjadi mungkin karena kaget kepergok dan tidak enak diketahui sedang sedih, dia tiba-tiba bisa senyum kepada Anda.

Dan bila yang menangis itu adalah Anda, kemudian kepergok seseorang; maka mungkin Anda akan mengatakan, “Hem..m… anu tadi ada debu. Tiba-tiba saja masuk ke mata saya.” Seraya Anda tersenyum meninggalkan si pemergok tadi. Setelah itu Anda merasa menjadi gagal bersedih lagi, mengapa? Karena Anda mengerakan salah satu dari ketiganya, dan menjadi sulit untuk mengulang kembali saat itu kepada posisi sedih seperti awal tadi.

Ekologi adalah perasaan seperti Anda sedang membayangkan bahagia berlibur bersama dengan keluarga Anda. Bagaimana perasaan Anda saat membayangkan? Bagaimana dengan tarikan nafas Anda? Hangatkah? Relaks? Nyaman? ... Ya, Benar. Itulah keadaan ekologi. Seluruh tubuh dalam keadaan selaras.

Bagaimana jika Anda saat ini membayangkan diri Anda sedang tampil berpresentasi di depan atasan Anda dan Anda tahu bahwa diri Anda sedang dalam keadaan tidak enak badan dan kurang persiapan? Grogi? Takut gagal? Tertekan? Saat Anda membayangkan keadaan tersebut akan menjadi mungkin kondisinya dipenuhi kontradiksi. Nafas, aliran darah, raut muka, warna bibir... komponen tersebut menjadi tidak harmonis, tidak selaras. 

Tapi bagaimana dengan PENIPU ulung atau si AKTOR pemain? Ya, mungkin saja dengan latihan yang keras bagi dirinya mampu menghadirkan kebohongan dalam bentuk yang selaras, maka itulah hal tersebut disebut MENIPU karena ketidakselarasan tadi.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -