- Back to Home »
- Anchoring , Association , Disassociation , Hypnosis , Hypnotherapy , Intention Setting , Model Komunikasi NLP , Motivation , Multiple Perspective , NLP Practitioner , Rapports , VAKOG »
- 11: Multiple Perpsective: Asosiasi dan Disasosiasi
Posted by : Excellence Manufacturing Practices
Saturday, 21 September 2013
Silakan duduk dengan rileks dan
nyaman. Kemudian coba Anda ingat-ingat dengan ringan ke suatu peristiwa yang
paling mengesankan Anda atau peristiwa lucu, menggembirakan, atau mungkin
menakutkan. Biarkan ingatan itu melayang di atas pikiran kita.
Perlahan-lahan sekarang Anda munculkan bayangan dan gambar peristiwa itu seakan-akan anda mengalami lagi dengan sangat nyata. Anda mendengarkan suara-suara yang ada di sana, hembusan anginnya, mata Anda melihat keadaan dan menjadi semakin tampak nyata. Anda menjadi bisa merasakan suasana itu dengan segenap indera yang Anda miliki.
Perlahan-lahan sekarang Anda munculkan bayangan dan gambar peristiwa itu seakan-akan anda mengalami lagi dengan sangat nyata. Anda mendengarkan suara-suara yang ada di sana, hembusan anginnya, mata Anda melihat keadaan dan menjadi semakin tampak nyata. Anda menjadi bisa merasakan suasana itu dengan segenap indera yang Anda miliki.
Sekarang entah bagaimana caranya,
tiba-tiba Anda seperti melihat peristiwa itu ada di dalam layar bioskop. Anda
duduk menikmati film tentang peristiwa diri Anda sendiri. Bisa?
Adakah sensasi perasaan atau pengalaman yang berbeda antara kedua keadaan tersebut?
Kondisi pertama dinamakan
asosiasi, Anda terasosiasi dengan keadaan tersebut, menyatu, dimana Anda masuk
ke dalam suatu kondisi dan Anda mengalaminya sendiri.
Kondisi kedua di sebut dengan disasosiasi, dimana Anda melepaskan diri dari kondisi tersebut dan memandang dari sudut pandang orang ketiga.
Kondisi kedua di sebut dengan disasosiasi, dimana Anda melepaskan diri dari kondisi tersebut dan memandang dari sudut pandang orang ketiga.
Orang yang berada dalam keadaan
asosiasi akan akan mengakses memorinya baik itu di masa lalu, masa sekarang,
ataupun di masa yang akan datang, melalui VAKOG (panca inderanya) sendiri
secara penuh, seperti: melihat dari mata sendiri, mendengar dari telinga
sendiri, merasakan sendiri, mencium dari hidung sendiri dan mencecap dengan
lidah sendiri.
Untuk mengetahui bagaimana
asosiasi bekerja, silakan Anda coba melakukan latihan sederhana sebagai
berikut:
·
Coba bayangkan suatu kejadian
yang sangat membahagiakan bagi Anda, misalnya: kelahiran anak pertama,
mendapatkan rumah impian, mendapatkan kejutan di hari ulang tahun, dan lain
sebagainya.
·
Masuk kembali dalam pengalaman
tersebut dan lihat dari mata Anda sendiri, dengarkan dari telinga Anda sendiri,
dan rasakan apa yang Anda rasakan saat itu.
·
Ulang beberapa kali sampai Anda
mendapatkan feel-nya. Dari skala 0 s/d 10 (0 paling rendah dan 10 paling
tinggi) di angka berapa emosi Anda setelah melakukan asosiasi diatas?
·
Untuk hasil asosiasi yang bagus
adalah apabila angkanya berada di titik optimum (10) atau mendekati angka 10.
Asosiasi dapat membuat Anda
mengalami sepenuhnya pengalaman atau kejadian baik yang sudah terjadi maupun
yang belum terjadi (misalnya visualisasi pencapaian impian) melalui seluruh
panca indera Anda. Proses kebalikan dari Asosiasi adalah Disosiasi.
Orang yang berada dalam keadaan
disosiasi akan mengakses memorinya baik itu di masa lalu, masa sekarang,
ataupun di masa yang akan datang melalui VAKOG (panca inderanya) sendiri dari
kejauhan. Dalam hal ini, orang tersebut akan melihat dirinya dari kejauhan
ibarat melihat fotonya sendiri.
Untuk mengetahui bagaimana
disosiasi bekerja, coba lakukan latihan berikut ini.
·
Coba pilih pengalaman atau
kejadian yang kurang menyenangkan. Saran saya pilihlah pengalaman yang emosinya
tidak terlalu intens karena ini hanya sebatas latihan, misalnya kesal karena
teman terlambat. Jangan memilih kejadian yang memiliki emosi yang intens
seperti kehilangan orang yang dicintai, fobia, dsb. kecuali Anda didampingi
oleh seorang NLP Practitioner yang berpengalaman.
·
Masuk kembali dalam pengalaman
tersebut dan lihat diri Anda dalam kejadian tersebut seperti Anda melihat foto
Anda. Sama halnya juga dengan apa yang Anda dengarkan, seolah-olah mendengar
dari kejauhan.
·
Apabila Anda melakukan hal ini
dengan benar maka emosi yang dirasakan tidak akan terlalu intens karena proses
pembuatan jarak antara (emotional detachment). Apabila menggunakan skala
seperti yang disebutkan sebelumnya diatas, emosi ideal yang dirasakan dalam
posisi disosiasi adalah mendekati nol. Disosiasi sangat membantu dalam
menangani emosi negatif, seperti stres, sedih, kecewa, dsb.
Virginia Satir adalah seorang family
therapist yang sangat piawai dalam menggunakan linguistic-nya dalam
membantu seorang klien yang mengalami masalah dalam hidupnya. Ia sering
menggunakan kata-kata sebagai berikut:
“Coba lihat diri Anda yang sedang mengalami masalah tersebut”.
Seketika itu juga, klien yang
tadinya sangat terasosiasi dengan masalahnya berganti menjadi posisi disosiasi
(melihat dirinya dari kejauhan) dan emosi negatifnya menjadi berkurang.
Lebih lanjut lagi, Bandler (The
Father & Co-creator of NLP) menggunakan posisi disosiasi, bahkan sampai triple
dissociation (tiga kali disosiasi), dalam melakukan terapi terhadap
orang-orang yang memiliki fobia. Tujuannya adalah untuk melemahkan emosi
negatif karena orang-orang yang fobia akan mengalami emosi negatif yang sangat
intens pada saat mengunjungi kembali pengalaman fobianya tersebut. Dengan cara
ini proses terapi berlangsung dengan sukses.
Multiple-Perpsektif adalah
keadaan di mana Anda menempatkan diri Anda pada tiga posisi berbeda. Anda bisa
berada pada posisi 1, 2 dan 3. Bila Anda memiliki kemampuan lebih, Anda mampu
melakukannya ketiga keadaan tersebut sama seperti Anda gambar atau film.
Tujuan dari Multiple-Perspektif adalah Anda akan dapat melakukan perubahan sudut pandang sehingga suatu permasalahan bisa Anda liat dengan lebih obyektif.
Tujuan dari Multiple-Perspektif adalah Anda akan dapat melakukan perubahan sudut pandang sehingga suatu permasalahan bisa Anda liat dengan lebih obyektif.
POSISI #1: SELF (Diri Sendiri)
Anda
melihat, mendengar dan merasakan dengan diri Anda. Anda terlibat emosi secara
langsung. Anda berbicara dan melihatnya langsung. Jika Anda larut begitu dalam,
maka Anda akan berada pada keadaan egois, ego sentris yang kuat. Self position seperti ini akan berguna
bagi Anda yang sedang mengupayakan pencapaian hasil atas diri sendiri. Atau
Anda sedang berusaha mencapai tujuan yang Anda harapkan.
POSISI #2: OTHER (Menjadi orang lain)
Anda
melihat, mendengar dan merasakan dengan perspektif diri Anda terhadap keadaan
di luar Anda. Anda berempati terhadap keadaan orang lain sampai Anda bisa masuk
ke dalam keadaannya. Anda menyatu tetapi kejadian itu bukan milik Anda. Seperti
ketika Anda mendapati sahabat Anda yang lulus ujian atau mendapatkan hadiah
besar. Anda ikut bisa merasakan kegembiraan yang terjadi. Anda bisa mengetahui
apa yang diyakininya, apa yang terjadi padanya, Anda bisa memahami nilai-nilai
yang dianutnya. Celakanya karena larutnya diri Anda, Anda bisa lupa siapa diri
Anda; bahkan pada keadaan sedih, Anda menjadi sama tidak berdayanya denga orang
yang sedang bersedih. Ketika orang tersebut binggung, Anda pun bisa ikut
binggung.
Kegunaan
dari memposisikan diri Anda menjadi orang lain adalah Anda menjadi mampu
memahami pikirannya, apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya, apa yang
diucapkan dan keyakinan yang dimilikinya.
Keahlian
Anda masuk ke dalam posisi kedua ini menjadikan diri Anda disenangi, Anda
unggul dalam membangun hubungan baik (rapport).
POSISI #3: OBSERVER
Anda bisa
melihat, mendengar dan merasakan suatu keadaan pada jarak tertentu. Anda
terdisasosiasi. Anda bisa mengerti tetapi belum tentu menyatu dan bisa jadi
Anda tidak sesensitif Posisi kedua. Anda bisa melihat dan Anda bisa membedakan
apa yang Anda lihat. Anda bisa mendengar dan Anda bisa membedakan suara
tersebut. Anda bisa merasakan tetapi sekaligus bisa melepas perasaan tersebut.
Dengan begitu Anda menjadi mampu menangkap gambar besarnya. Jika Anda tersesat
di tengah hutan Anda masih bisa melihat pepohonan, melukan analisa perbandingan
dan arah jalan keluar. Anda bisa mengambil jarak, mendekati atau menjauhi. Anda
bisa menganalisa dengan lebih jernih dengan sumberdaya yang Anda miliki.
Sebagai
observer Anda bisa melihat diri Anda seperti orang lain melihat Anda. Anda bisa
melakukan dialog hingga self coaching
terhadap diri Anda sendiri.
Kekurangan
dari posisi ketiga ini adalah Anda menjadi kurang sensitif, dingin bahkan
kurang responsive.
Sebagai NLP practitioner Anda menjadi mampu memerankan ketiga posisi itu secara
sadar dan tidak larut ke dalam. Karena sebagai people helper atau ketika membantu orang lain atau terapis, Anda
perlu masuk dan bersinggungan dengan peta model orang lain tetapi tidak
terperosok masuk sehingga tidak bisa keluar dari kubangan masalah yang ada.
Ini adalah cara memakai sepatu
orang lain ke kaki Anda. Anda menjadi berpengalaman memerankan diri Anda ke
dalam peta dunia orang lain.
Dengan mengetahui cara kerja asosiasi
dan disosiasi maka kita dapat menggunakannya dalam konteks yang tepat. Untuk
konteks yang bahagia dan menyenangkan maka asosiasi adalah pilihan yang tepat.
Namun, apabila dalam konteks yang
kurang bahagia dan kurang menyenangkan maka disosiasi adalah pilihan yang
paling tepat agar kita tidak merasakan emosi yang terlalu intens dalam hal ini.
Apakah Anda sudah dapat
membedakan dan menggunakan asosiasi dan disosiasi secara tepat?
Di dalam NLP Presupposition
mengatakan: BODY (fisiologi), MIND (pikiran) & SOUL (emosi) adalah
merupakan satu kesatuan. Bila fisiologi atau tubuh Anda bergerak, maka pikiran
dan emosi Anda pun ikut bergerak.
Ecology atau keselarasan dimaknai dengan
keseimbangan fisiologi, pikiran dan emosi. Munculnya perasaan damai, relaks dan
tenang. Tetapi ada juga jenis pribadi yang memiliki kemampuan ecologi negatif,
yaitu selaras antara fisiologi, pikiran dan perasaan meski dirinya melakukan
sesuatu yang buruk. Demikian juga mereka yang menekuni seni peran, sebagai
pemain sandiwara dirinya mampu memerankan keselarasan, meski dalam dirinya
secara internal ada pergolakan ekologis.
Ubahlah salah satu dari ke
tiganya maka Anda akan mengalami pergeseran pemaknaan terhadap suatu keadaan.
Seseorang yang sedang bersedih dan menangis kemudian Anda pergoki dia, maka
menjadi mungkin karena kaget kepergok dan tidak enak diketahui sedang sedih,
dia tiba-tiba bisa senyum kepada Anda.
Dan bila yang menangis itu adalah
Anda, kemudian kepergok seseorang; maka mungkin Anda akan mengatakan, “Hem..m…
anu tadi ada debu. Tiba-tiba saja masuk ke mata saya.” Seraya Anda tersenyum
meninggalkan si pemergok tadi. Setelah itu Anda merasa menjadi gagal bersedih
lagi, mengapa? Karena Anda mengerakan salah satu dari ketiganya, dan menjadi
sulit untuk mengulang kembali saat itu kepada posisi sedih seperti awal tadi.
Ekologi adalah perasaan seperti Anda sedang membayangkan bahagia berlibur bersama dengan keluarga Anda. Bagaimana perasaan Anda saat membayangkan? Bagaimana dengan tarikan nafas Anda? Hangatkah? Relaks? Nyaman? ... Ya, Benar. Itulah keadaan ekologi. Seluruh tubuh dalam keadaan selaras.
Bagaimana jika Anda saat ini membayangkan diri Anda sedang tampil berpresentasi di depan atasan Anda dan Anda tahu bahwa diri Anda sedang dalam keadaan tidak enak badan dan kurang persiapan? Grogi? Takut gagal? Tertekan? Saat Anda membayangkan keadaan tersebut akan menjadi mungkin kondisinya dipenuhi kontradiksi. Nafas, aliran darah, raut muka, warna bibir... komponen tersebut menjadi tidak harmonis, tidak selaras.
Tapi bagaimana dengan PENIPU ulung atau si AKTOR pemain? Ya, mungkin saja dengan latihan yang keras bagi dirinya mampu menghadirkan kebohongan dalam bentuk yang selaras, maka itulah hal tersebut disebut MENIPU karena ketidakselarasan tadi.