- Back to Home »
- Anchoring , Hypnosis , Hypnotherapy , NLP Neuro-linguistic programming , NLP Practitioner »
- 13B: Integrating Anchor (Teknik Jangkar #2)
Posted by : Excellence Manufacturing Practices
Wednesday, 25 September 2013
Intergrating
Anchor adalah teknik utilisasi dengan cara kinestetik, mengabungkan dua anchor
di mulai dari Powerful Resources State kemudian Problem State dan
mengintegrasikannya.
Hal
penting pada teknik ini kalibrasi emotional state, klien dituntut untuk bisa
sepenuhnya masuk (solid conition) pada keadaan emosional tertentu, yang akan
diutilisasi.
INGAT!
Ini sensitive saat melakukan ANCHORING:
1) Jarak sentuhan, pastikan
pada jarak yang nyaman. Hati-hati gerakan badan Anda bisa mengganggu klien
2) Cara menyentuh, pastikan
tidak membuat klien terganggu dan dapat dipastikan Anda mampu mengulanginya
lagi (DUPLIKASI): baik tekanan, bentuk maupun suara Anda saat melakukan
Anchoring dan akurasi titik anchor
3) Hindari penggunaan jari
atau tangan yang sama untuk Anchor yang berbeda, karena akan membinggungkan
klien
4) Perhatikan timing saat
memberikan anchor
5) Pastikan satu tekanan
sentuhan untuk satu sugesti, kemudian sentuh lagi untuk menambahkan sugesti
berikutnya
Amir
ingin memperbaiki hubungan kerjanya dengan bagian maintenance. Dalam setahun
ini dirinya merasa adanya ketidakharmonisan antara bagian yang dipimpinnya
dengan bagian maintenance. Masalah itu muncul karena miskomunikasi yang terjadi
setahun lalu dengan salah satu staff elektrik, dan akibatnya Amir merasa sering
diblok dan dikerjain. Sebenarnya kasus ini sudah dianggap selesai, tetapi entah
mengapa Amir masih merasa adanya masalah tersebut.
W: Pak Amir, boleh saya tahu? Apakah benar pak Amir menginginkan
hubungan antara bagian bapak dengan bagian maintenance harmoni kembali?
A: Benar, pak. Saya ingin bagian maintenance mendukung
rencana kerja produksi yang ada, dan supportif seperti dulu sebelum masalah
kesalahan komunikasi setahun yang lalu itu terjadi.
W: Baiklah. Sebuah keinginan yang baik,
pak Amir.
(1) Bisakah pak Amir
menghadirkan kembali keadaan harmoni yang dulu terjadi antara bagian yang bapak
pimpin dengan bagian maintenance? Silakan bapak hadirkan dalam bentuk visual
atau bapak bayangkan. Bapak cukup menghadirkan dan bila bapak berkeberatan
menyampaikan masalah miskomunikasi apa yang terjadi, cukup bapak diam dan bapak
alirkan pengalaman keadaan harmoni itu ke dalam tubuh bapak sehingga saya bisa
membaca fisiologi dan gesture pak Amir. Saya nanti akan menanyakan beberapa hal
penting bila dianggap perlu. Silakan.. pak Amir, silakan untuk dihadirkan
kembali keadaan harmoni yang bapak maksudkan tadi… silakan…
Okey… sudah??? Coba sekali
lagi, pak Amir hadirkan kembali state harmoni yang bapak maksudkan ..
A: Sudah, pak W. Saya sudah merasakannya, bisa menemukan
dan melihat gambar state harmoni. [Lakukan kalibrasi]
W: Saya akan melakukan anchor pada powerfull state
(2) Saya anchor state ini
dengan sentuhan 3 jari kanan: jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ke LENGAN
atas pak Amir. Apakah pak Amir bisa merasakannya?
Coba ulangi lagi perasaan
pak Amir saat saya menyentuh lengan bapak dengan cara tadi. Apa yang bapak
rasakan?
A: Saya merasakan hangat, relaks dan
nyaman.. pak W.
W: Bagus, pak.
(3) Kita lanjutkan lagi setelah
break state ini ya.. pak. Berapa usia bapak saat ini?
A: Tiga puluh Sembilan, pak.
W: Okey… very good. Usia yang matang
ya.. pak. Baik, pak Amir. Kita lanjutkan sesi kita ya,
pak. Sekarang kita akan masuk ke keadaan atau problem
state.
(4) Pak Amir, silakan bapak
ingat-ingat kembali peristiwa yang membuat bapak tidak nyaman dari keadaan
miskomunikasi tersebut. Silakan pak.
Bagaimana perasaan pak
Amir?
A: Tidak nyaman, pak. Saya merasa
seperti digembosi, merasa diblok dan tidak disupports.
W: Terima kasih, pak Amir. Saya mengerti, pak. Baik, pak.
(5) Saya akan anchor
pengalaman bermasalah… tidak nyaman tersebut pada SIKU bapak dengan sentuhan
dua jari saya tangan kiri: Jari telunjuk dan jari tengah.
Ketika saya
menyentuh dengan cara ini ke SIKU bapak, bapak kembali merasa tidak nyaman
karena merasa seperti digembosi, diblok dan tidak disupport. Apakah bapak bisa
merasakannya?
A: Ya, pak. Saya merasa sesak.
W: Baik, pak. Saya paham, keadaan itu
menyesakkan bagi pak Amin.
(6) Kita break state dulu ya,
pak.
Okey, kita mulai lagi.
(7) Baik, pak kita akan test
kedua bentuk Anchor.
Saya akan
menyentuh LENGAN bapak dengan tiga jari tangan kanan saya untuk Powerful
state.
Dan saya akan
menyentuh SIKU bapak dengan dua jari tangan kiri saya untuk Problem state.
Apakah bapak
paham?
Baik kita coba dari yang
Powerful state. Apa yang bapak rasakan?
A: Nyaman, pak. Saya merasa berdaya.
W: Bagaimana dengan yang ini? Sentuhan SIKU, apakah bapak
bisa merasakan problem state yang terjadi?
A: Bisa, pak. Tidak nyaman.
W: Very good. Bagus sekali, pak. Bapak
bisa melakukannya keduanya dengan baik.
(8) Kita break dulu ya.. pak.
(9) Baik, pak Amir. Dari
pengalaman dan kemampuan pak Amir saya rasa pak Amir akan bisa mengintegrasikan
kedua anchor tersebut, mau dicoba… pak?
Yo… pak. Kita
mulai sesi ini.
Apa yang bapak
rasakan (Menekan Anchor Powerful state, tunggu respon fisiologinya)?
Apakah bapak
merasakan kondisi ini, pak? (perhatikan respon fisiologi saat sentuhan ancor
problem state)
Bagus sekali,
pak Amir. Pak Amir mampu melakukannya keduanya dengan baik. Sekarang yok… kita
intergrasikan keduanya.
(10)
Sekarang pak Amir bisa menggantinya dengan mudah dari pengalaman yang
ada, ketika problem state itu muncul, pak Amir memiliki kuasa untuk mengganti
menjadi state powerful. Apakah bapak bisa mengerti dan bisa melakukannya?
Kita ulangi
sebagai testing.
Bagaimana, pak?
A: Iya, pak. Saya sekarang memiliki kekuatan untuk memilih.
Dan saya memilih untuk menjadi berdaya.
W: Very good. Luar biasa…. Pak Amir.
(11)
Baik, saya akan menyentuh bapak sesuai dengan urutan anchoring Powerful
ke Problem dan pak Amir memiliki kuasa untuk memilih dan menentukannya…
silakan.. pak..
Sekarang dan
seterusnya, pak Amir akan menjadi mampu untuk memanggil Powerfull state kapan
pun saat muncul perasaan digembosi dan tidak disupports.
Menurut pak Amir, apakah
yang akan bapak lakukan saat berdaya seperti ini?
A: Saya lebih baik untuk menemui
teknisi electric dan saya akan bicarakan dengan bagian
maintenance tentang perasaan saya. Saya yakin
dengan niat baik, kami akan menemukan solusi bagi masa depan yang lebih baik.
Saya sudah memaafkan yang telah terjadi. Dan saya memiliki kepentingan untuk
perbaikan kinerja perusahaan kami, pak.
W: Bagus, pak Amir. Saya senang sekali
bapak bisa menjadi pribadi lebih berdaya.